ZONA PRIANGAN - Mahasiswa riset Malaysia Haziq Ramli mengenakan pakaian yang menyerupai jetpack ringan, dengan tiang diikatkan ke bisepnya, untuk memegang alat pemotong pelepah tajam dan mengambil buah dari pohon kelapa sawit, berukuran hampir dua kali tinggi badannya.
Bekerja di perkebunan keluarga seluas 1,2 hektar, ia adalah bagian dari tim yang mencoba menyempurnakan perangkat yang mereka sebut exoskeleton untuk mengurangi kebutuhan pekerja untuk memanipulasi tiang, yang beratnya bisa mencapai 8 kg.
"Lengan saya ditopang ketika saya memegang tiang, saya merasa kurang tegang dan lelah," kata Haziq, yang mengenakan sepatu kets dan kacamata.
Baca Juga: AS Ingin Hancurkan Industri Chipset China dengan Menerbitkan Aturan Ekspor Terbaru
Perusahaan perkebunan di produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia sedang meningkatkan mekanisasi untuk membendung kerugian yang mencapai miliaran dolar karena buah tidak dapat dipanen sebagai akibat dari kekurangan tenaga kerja.
“Untuk memanen 10 ton buah sawit sebulan, kami membutuhkan dua pekerja,” kata pemilik perkebunan Hamidon Salleh.
Hamidon, yang juga seorang insinyur, mengatakan dia dan rekan-rekannya di Universitas Teknologi Malaysia (UTM) bekerja sama dengan produsen terkemuka Sime Darby Plantation untuk menguji perangkat tersebut.
Baca Juga: Pixel 7 dan 7 Pro telah Mengusung Chipset Tensor G2 dan Update Kamera
"Dengan exoskeleton ini, satu orang pekerja bisa mencapai 10 ton," tambahnya.