Tawarkan Handset Inovatif, Oppo, Vivo dan Xiaomi Gusur Pasar iPhone

- 5 Juli 2020, 10:30 WIB
PASAR Huawei banyak tergerus di pasar Asia Tenggara oleh kompetitor mereka seperti Samsung, Oppo, Vivo dan Xiaomi menyusul perusahaan asal Cina itu masuk daftar hitam Amerika Serikat sebagai imbas perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.*/TECHINASIA.COM
PASAR Huawei banyak tergerus di pasar Asia Tenggara oleh kompetitor mereka seperti Samsung, Oppo, Vivo dan Xiaomi menyusul perusahaan asal Cina itu masuk daftar hitam Amerika Serikat sebagai imbas perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.*/TECHINASIA.COM /

ZONA PRIANGAN - Doan Kim Chi bekerja untuk bank lokal di Hanoi, ibukota Vietnam, dan telah menjadi pengguna setia iPhone selama bertahun-tahun.

Baru-baru ini dia mendapat hadiah iPhone XS Max dari suaminya. Ini adalah smartphone termahal besutan Apple dan dibanderol seharga 1.100 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 15 juta.

Meskipun sangat puas dengan telefon barunya itu, Chi mengatakan dia telah memperhatikan peningkatan popularitas handset Cina terbaru di Vietnam dalam beberapa tahun terakhir ini, menandai perubahan dari dominasi masa lalu yang dikuasai oleh raksasa teknologi seperti Samsung dan Apple.

"Anda dapat melihat iklan seperti Oppo di manapun (di Hanoi)," ujar banker berusia 31 tahun itu kepada Reuters.

"Mereka pun memanfaatkan selebritas lokal untuk membantu mempromosikan smartphone mereka," jelasnya.

Meningkatnya popularitas merek-merek seperti Oppo, Vivo, dan Xiaomi di Vietnam terjadi setelah para pemain smartphone yang berkantung tebal itu meluncurkan produk mereka ke pasar-pasar baru, dan meningkatkan stategi yang sama untuk mendapatkan pangsa pasar di negerinya sendiri.

Harga menarik

Ini termasuk taktik pemasaran yang agresif dan menawarkan handset inovatif dengan harga yang jauh lebih menarik.

"Iklan Oppo di televisi disiarkan selama prime time, tepat setelah berita dan di sela-sela film," kata Chi.

"Kamu selalu melihat iklan Oppo ketika peristiwa besar diliput oleh televisi," ujarnya.

Setelah meraih lebih dari dua pertiga pangsa pasar dalam hal pengiriman di Cina dan India, dua pasar ponsel cerdas terbesar di dunia, ketiga merek ponsel pintar Cina ini telah beralih ke Asia Tenggara.

Kedua pabrikan ponsel itu mengumpulkan 62 persen dari total 30,7 juta pengiriman handset di kawasan itu pada kuartal kedua, naik dari 50 persen pada kuartal yang sama tahun lalu, menurut catatan bulan ini dari agensi riset industri Canalys.

"Merek-merek terbaru yang populer di Asia Tenggara berpeluang untuk sukses lebih tinggi lagi daripada dari pasar lainnya di dunia," kata analis Canalys, Matthew Xi dalam catatan itu.

"Dengan 75 persen pengiriman yang terdiri dari model sub-200 dolar AS, pasar di sini difokuskan pada smartphone kelas menengah, sebuah segmen di mana loyalitas terhadap merek begitu rendah," tambahnya.

Tumbuh 5 persen

Sementara pemimpin pasar Korea Selatan yakni Samsung Electronics tetap menjadi yang terbaik di kawasan ini dengan pertumbuhahan mencapai 5 persen pada kuartal kedua, menyusul penurunan dalam tiga kuartal terakhir.

Merek seperti Oppo, Vivo dan Xiaomi, masing-masing mendapat tempat kedua, ketiga dan keempat. Oppo membukukan pertumbuhan terbesarnya sebesar 49 persen dalam periode tiga bulan.

Realme, merek yang lebih fokus di India, yang merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Oppo itu masuk ke lima besar di pasar Asia Tenggara, untuk pertama kalinya dengan pengiriman 1,6 juta smartphone, atau saham 5,2 persen, menurut Canalys.

"Mereka (merek ponsel pintar Cina) telah melanjutkan perjalanan mereka untuk tidak hanya menyediakan produk-produk yang kompetitif, juga menghadirkan fitur-fitur inovatif ke pasar." kata Kiranjeet Kaur, manajer penelitian senior IDC yang berbasis di Singarpura.

"Ini termasuk metode mengisian baru dan kemampuan kamera, yang menurut konsumen sangat menarik," jelasnya.

Meningkatnya popularitas merek Cina di wilayah ini terjadi pada saat Huawei Technologies, vendor ponsel cerdas terbesar di Cina dan terbesar kedua di dunia, di belakang Samsung, telah dimasukkan ke dalam daftar hitam AS di tengah meningkatnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.

Ini telah mengancam akan memutus akses Huawei ke layanan Google seperti OS Android dan aplikasi seperti Gmail dan YouTube serta sistem operasi Microsoft Windows.

Masuk daftar hitam

Menurut laporan Reuters pada Juni, Facebook tidak akan mengizinkan pra-instalasi aplikasi seperti Facebook, WhatsApp, dan Instagram di ponsel Huawei.

Sementara perusahaan Cina tersebut tetap masuk daftar hitam. Ini tentunya berimbas terhadap pengiriman handset ke luar negeri, termasuk ke pasar Asia Tenggara.

Di pasar Asia Tenggara, Oppo membayangi pasar Samsung, sementara Xiaomi telah menggusur Huawei dan menempati posisi keempat pada kuartal terakhir.

Bahkan Huawei tersingkir dari lima besar vendor teratas di pasar Asia Tenggara, menurut Canalys. Perusahaan riset itu tidak menentukan pengiriman atau peringkat Huawei pada kuartal terakhir.

Saat ini, Samsung, Oppo, Vivo dan Xiaomi mendominasi pengiriman smartphone di Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Indonesia - mengambil tiga peringkat teratas di seluruh lima pasar, menurut Canalys.

"Setiap celah yang ditinggalkan oleh Huawei akan diperebutkan oleh para pesaingnya, terutama di segmen yang sedikit lebih premium," kata Kaur dari IDC.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x