Sega Jamblang, Kuliner Khas Cirebon yang Selalu Mengundang Penasaran Para Wisatawan

23 Februari 2021, 15:14 WIB
Kuliner sega jamblang Ibu Sumarni di Pintu 1 Pelabuhan Cirebon, pagi hari sudah ramai dikunjungi pembeli.* /zonapriangan.com /Parama Ghaly

ZONA PRANGAN - Jangan mengaku sudah berkunjung ke Cirebon kalau belum menjajal kuliner sega jamblang.

Sega jamblang memang sangat populer di Cirebon dan banyak wisatawan yang penasaran untuk mencicipinya saat berkunjung ke Kota Wali tersebut.

Pedagang sega jamblang pun mudah ditemukan, hampir di semua sudut Kota Cirebon, baik yang mangkal maupun keliling.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Dua Desa di Kaki Gunung Ciremai Sempat Mencekam, Tiap Pagi Warga Temukan Ceceran Darah

Selain bisa mampir di pusatnya, yakni Desa Jamblang Kabupaten Cirebon, sega jamblang banyak dijajakan di Kota Cirebon, mulai pagi hingga malam hari.

Paling mudah untuk menjajal sega jamblang bisa mendatangi kawasan Gunungsari Jalan Tentara Pelajar.

Jika malam hari tiba, di kawasan Gunungsari berjejer sejumlah pedagang sega jamblang ala kaki lima depan Grage Mall.

Baca Juga: Ih Serem, Tiap Malam Jumat Kliwon, Sejumlah Perempuan Terlihat Berkumpul di Watu Nganak

Pedagang sega jamblang ala kaki lima bisa ditemui juga di Jalan Siliwangi, Karanggetas, Pekiringan, Kesambi dan jalan lainnya.

Di Kota Cirebon ada beberapa pedagang sega jamblang yang cukup terkenal. Yang populer dan fenomenal tentu saja sega jamblang Mang Doel.

Mang Doel dulu menjajakan sega jamblang ala kaki lima di kawasan Stadion Sepak Bola Gunungsari (kini berubah jadi Grage Mall).

Baca Juga: Insinyur Perkapalan Itu, Hanya Tamatan SD dan SMP

Kini Mang Doel menempati ruko di Jalan Cipto MK dan memiliki beberapa cabang, bahka mengisi gerai di beberapa supermarket.

Selain sega jamblang Mang Doel, tempat lainnya yang sering dikunjungi wisatawan, yakni sega jamblan Ibu Nur di Jalan Cangkring 2, Ibad Otoy di Jalan Cipto MK, dan Ibu Sumarni Pintu 1 Pelabuhan Cirebon.

Dalam sejarahnya, sega jamblang selalu membungkus nasi (sega) dengan daun jati.

Baca Juga: Saat Kolam Dikuras, Ikan Dewa di Cibulan Menghilang, Misteri Itu Belum Terpecahkan

Hal itu menjadi ciri khas kuliner sega jamblang, dimana daun jati memberikan aroma nikmat terhadap nasi (sega) yang dibungkusnya.

Nasi (sega) yang digunakan pun, berasal khusus dari padi yang ditanam di Desa Jamblang. Makanya disebut sega jamblang.

Selain nasinya yang dibungkus dengan daun pohon jati, sajian sega jamblang yang menjadi khas Cirebon, yakni sambal gorengnya.

Baca Juga: Perjanjian Linggarjati, Belanda Ngotot Ingin Menguasai Bangunan Bekas Gubuk Janda Jasitem

Jadi ketika pembeli datang, setelah mengambil nasi, para pedagang langsung menawari pakai sambal goreng tidak? Sambal goreng Cirebon ini jarang ditemukan di kota lain.

Sementara sajian lainnya, sebenarnya tidak jauh beda dengan masakan di kota lain cuma penyajiannya saja agak beda.

Pembeli bisa memilih menu, hati, ampela, paru, daging, blekutak (cumi), otak, tempe dan tahu goreng, hingga sate kentang.

Baca Juga: Cerita Munjul Bangke dan Misteri Cikurubuk Sekitar Waduk Darma Kuningan

Untuk menu tempe ada juga yang digoreng menggunakan dempul (tepung), dipotong ukuran kecil dan renyah.

Demikian juga dengan tahu, selain digoreng ada juga yang dimasuk menggunakan kuah dan ini menjadi salah satu favorit pembeli.

Ada juga menu aneka pepes. Mulai pepes jamur hingga pepes rajungan. Pepes rajungan banyak dipilih pembeli karena agak jarang ditemukan di kota lain.

Baca Juga: Curug Putri Sering Disebut Lokasi Turunnya Dewi Kahyangan

Bagaimana dengan harga? Nah ini tergantung pilihan pembeli. Semakin banyak menu yang dipilih tentu saja semakin banyak uang yang dibayarkan.

Tapi kalau pilihan menunya menghemat, cukup mengeluarkan uang Rp20 ribu sudah kenyang.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler