Kuda Poni Cendana Ternyata Bukan Asli dari Sumba tapi Didatangkan oleh Pedagang China

12 Juni 2021, 23:05 WIB
Rumput yang ditawarkan di Sumba tidak terlalu bergizi dan dianggap sebagai salah satu penyebab kecilnya ukuran poni Cendana* /Al Jazeera /Ian Neubauer

ZONA PRIANGAN - Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai Negeri Kuda. Di sana banyak terdapat kuda poni Cendana Sumba.

Tapi sebenarnya, kuda poni Cendana Sumba bukanlah kuda asli lokal. Kuda tersebut didatangkan dari Cina.

“Mereka disebut kuda Cendana karena orang Cina menukar kuda poni Mongolia dengan kayu cendana dengan penduduk setempat,” kata Carol Sharpe.

Baca Juga: Kejadian Aneh, Wasit Sepak Bola Berikan Kartu Kuning untuk Penerjun Payung di Divisi Lima Polandia

Carol Sharpe merupakan seorang ahli menunggang kuda alami dari Australia yang mendirikan kandang kuda di Nihi Sumba.

"Kemudian kuda Mongolia dikembangbiakkan dengan kuda-kuda Arab yang dibawa oleh para pedagang dari Timur Tengah," tutur Sharpe kepada Al Jazeera.

Kuda Arab secara alami adalah kuda yang sangat lincah sementara kua Mongolia juga cepat tetapi lebih kekar dengan lebih banyak stamina.

Baca Juga: The Beast, Inilah Mobil Kepresiden Joe Biden, Anti Peluru dan Jangan Asal Pegang jika Tidak Ingin Kesetrum

Jadi kuda poni Cendana adalah campuran yang sangat baik. Tetapi mereka tidak baik saat menjalani persalinan.

Itu karena perawakan kuda poni Cendana yang kecil, mungkin karena kekurangan gizi selama berabad-abad. Ada banyak rumput di pulau itu, tetapi sebagian besar tidak bergizi.

Kuda poni Cendana sudah ditetapkan sebagai kuda ras Indonesia. Ciri fisiknya, memiliki telinga kecil, leher berotot pendek, dan punggung luar biasa panjang.

Baca Juga: Seorang Pemuda Lolos dari Kawalan Paspampres, Berhasil Tampar Pipi Presiden

Silsilah mereka berasal dari abad kedelapan ketika para pedagang dari Cina pertama kali mengunjungi Indonesia.

Sebagai hewan yang lincah dan gesit dengan stamina yang baik dan pembawaan yang ramah, kuda poni Cendana juga merupakan satu-satunya jenis kuda di Indonesia yang diekspor ke luar negeri.

Kuda poni Cendana dimanfaatkan sebagai kuda poni anak-anak di Australia dan kuda pacuan di Singapura, Malaysia dan bagian lain Asia Tenggara.

Baca Juga: Ternyata Israel Jual Kuota Internet Sangat Murah, 1GB Cuma Rp711 di Indonesia Rp12 Ribu

Kuda poni Cendana juga dicari oleh rumah potong hewan di provinsi Sulawesi, Indonesia, di mana daging kuda merupakan makanan yang lezat.

Seperti ditulis di awal, Sumba adalah Negeri Kuda, sehingga binatang itu jadi andalan wisata Nusa Tenggara Timur.

Ada event Pasola, yang merupakan event tahunan dan menjadi tradisi masyarakat menyambut musim tanam padi.

Baca Juga: Seekor Anjing Mati oleh Tiga Pukulan Sayap Angsa, Terjadi di Valley Country Park

Dalam tradisi tersebut pengendara berkuda saling melempar tombak untuk menyuburkan tanah dengan darah manusia.

Tombak-tombak itu kini tumpul namun korban jiwa pengendara dan penonton masih saja terjadi.

Petrus Ledibani, asisten manajer kandang di Nihi Sumba, sebuah resor mewah yang menawarkan berbagai kegiatan berbasis kuda, mengatakan ketika ayahnya masih muda, setiap anak Sumba bisa naik.

Baca Juga: Burung Hantu Ketahuan Memangsa Itik Mallard

“Tetapi sekarang banyak anak Sumba yang bahkan tidak pernah duduk di atas kuda,” katanya.

Tetapi orang Sumba, yang menganut Katolik atau Islam yang dibumbui dengan animisme, menemukan banyak kegunaan lain untuk kuda poni Cendana.

Di antaranya, untuk transportasi, simbol status, pembayaran mas kawin, pengorbanan untuk pemakaman dan sebagai kendaraan untuk menyimpan kekayaan.

Baca Juga: Rabu Pahing, Kamis Kliwon, Minggu Wage Merupakan 3 dari 8 Weton yang Bakal Banjir Rezeki di Tahun 2021

Pada 1930-an, penjajah Belanda memperkenalkan pacuan kuda bergaya sirkuit ke pulau itu.

Industri penangkaran kuda pacu yang menyilangkan poni Cendana dengan Australian Thoroughbreds juga muncul dan kini didominasi oleh orang Indonesia keturunan Tionghoa.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler