Suasana Pembunuhan Dirasakan di Museum Graveface, Banyak Turis Penasaran Berkunjung ke Savannah

- 31 Oktober 2021, 06:46 WIB
Graveface membeli lukisan pertamanya oleh pembunuh berantai John Wayne Gacy ketika dia baru berusia 15 tahun - setelah dia mengetahui "It" karya Stephen King terinspirasi oleh obsesi badut psiko.*
Graveface membeli lukisan pertamanya oleh pembunuh berantai John Wayne Gacy ketika dia baru berusia 15 tahun - setelah dia mengetahui "It" karya Stephen King terinspirasi oleh obsesi badut psiko.* /NY Post /Adriana Iris Boatwright

"Saya kira museum tentang pembunuh berantai tidak dianggap sebagai layanan penting, jadi agak diabaikan,” ucap Ryan Graveface kepada The Post.

Selama empat bulan, rumah horor Graveface, yang terletak di jantung kawasan wisata Savannah, kosong tak menghasilkan pendapatan.

Baca Juga: Albert Einstein Sempat Memeriksa Pesawat UFO dan Mayat Alien di Roswell, New Mexico Tahun 1947

Sekarang keadaannya berbalik, hampir setiap hari turis harus antri untuk mendapatkan pengalaman yang berbeda di Museum Graveface.

Saat berada di sana, pengunjung akan merasakan hal yang menakutkan untuk melihat celana olahraga Charles Mansion, dan paket Flavor-Aid yang diambil dari tempat bunuh diri massal kultus Jonestown.

Atau yang lebih horor lagi, menemukan tulang belakang pendiri Gereja Setan yang sebenarnya, Anton LaVey.

Baca Juga: Desa Curon Muncul Lagi setelah 71 Tahun Menghilang, Warga Berburu Foto untuk Instagram

Setelah pengguna TikTok, Blair Bathory mengungkap perjalanan mengerikan di Museum Graveface, kini banyak turis melakukan kunjungan ke selatan.

Mereka termasuk orang-orang seperti Kelli Brink, seorang podcaster kejahatan sejati dari Cedar Rapids, Iowa.

Dia mengatakan daya tarik museum yang menyeramkan adalah pengalihan yang disambut baik dari “teror asli virus super, politik, dan perang”.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly

Sumber: nypost


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x