Para Ibu yang menyiapkan segala keperluan, dari mengupas bawang, menanak nasi, memasak menu hajatan, hingga menyajikan santapan prasmanan hajatan untuk para tetamu.
“Biasanya rewang dilakukan tiga hari sebelum hajatan, kami menyiapkan masakan untuk punjungan, kenduren, hingga santapan hajatan itu sendiri,” ucap Ibu Parmi sebagai pionir rewang kepada ZonaPriangan.com belum lama ini.
Baca Juga: Cari Toilet di Rest Area Heritage KM 260B Banjaratma Brebes Sering Tersesat, Ternyata Ini Jawabannya
Sang empunya hajatan biasanya menghubungi secara langsung ke rumah tetangga atau kerabat untuk meminta rewang di rumahnya.
Bahkan ada juga yang tanpa diminta bantuan pun secara sukarela datang ke rewangan dan membantu dengan sigap.
Dengan adanya rewang tersebut, sudah pasti semua pekerjaan masak di dapur sang punya hajat menjadi terkoordinasi.
Baca Juga: Ini Keajaiban Masjid Al Amin Desa Kinahrejo Kabupaten Sleman Saat Gunung Merapi Meletus Tahun 2010
Nasi punjungan yang telah disiapkan dan hendak diantarkan pun tepat waktu.
Hal ini tentu saja menjadi ujung tombak kesuksesan para Ibu yang rewang di dapur hajatan.
Selain itu, nasi kenduren serta prasmanan hajatan pun harus tersaji tepat waktu sesuai permintaan sang empunya hajat.