Letusan besar terakhir gunung berapi ini terjadi pada 2010, yang mengirimkan debu vulkanik lebih dari 2.000 kaki di atas kawah dan menewaskan 353 orang.
Tim dari Universitas Cambridge merilis sebuah laporan rinci mengenai skenario potensi bencana besar saat Gunung Merapi bangun dengan amukannya yang dahsyat.
Awan debu akan terbawa bermil-mil jauhnya dari gunung berapi ini ke sejumlah bandara di seluruh Indonesia, Malaysia dan Singapura, menghentikan seluruh aktivitas penerbangan.
Kawasan ini merupakan salah satu ruang udara tersibuk di dunia, dengan rute udara antara dua kota sendiri bisa mengantarkan lebih dari 5,5 juta penumpang per tahun, menurut studi pada 2021 yang dipublikasikan dalam Nature.
Bencana ini akan menghentikan sementara pariwisata di seluruh negeri, yang bisa merugikan miliaran dolar, sebesar $3,35 miliar bisa melanda industri pariwisata di Indonesia.
Baca Juga: Kawasan Gunung Bromo, Banyak Wisatawan Menahan Kencing, Ini Faktanya
Lara Mani, seorang vulkanolog dari Universitas Cambridge, mengatakan bahwa Indeks Ledakan Vulkanis (VEI) empat hingga enam sudah cukup untuk mengacaukan kanal perdagangan ini, indeks paling tinggi hingga delapan.
Tetapi bagian dunia lainnya juga akan mengalami penderitaan dari erupsi Gunung Merapi ini.
“Turunnya suhu secara global 1°C selama tiga tahun, akan menyebabkan ketidaknormalan iklim yang memicu kekurangan pangan secara global,” menurut Universitas Cambridge dalam sebuah laporan.