Di Meghalaya Ada Desa Bersiul di Mana Warganya Berbicara dalam Nada Siulan dan Memiliki Lagu untuk Nama

- 21 Februari 2023, 21:57 WIB
Desa Kongthong, Meghalaya.*
Desa Kongthong, Meghalaya.* /ANI/

ZONA PRIANGAN – Desa Kongthong, bisa ditemukan di kawasan Bukit Khasi Timur, jaraknya sekitar 60 km dari Shillong, ibukota Meghalaya, India.

Bersiul merupakan cara lain yang mana para warga desa ini berkomunikasi dengan lainnya.

Lagu ini menurut para penghuni desa Kongthong disebut sebagai "Jingrwai Lawbei," bila diterjemahkan artinya “lagu cinta ibu.”

Baca Juga: Seorang Pemuda Tidak Sadar Ular Kobra Merayap di Perutnya, 5 Menit Kemudian Ini yang Terjadi

Para warga desa memiliki dua nama: satu nama biasa dan sebuah nama lagu. Nama lagu tersebut memiliki dua versi: lagu panjang dan lagu singkat. Lagu pendek biasanya digunakan di rumah, seperti lagu nama panggilan.

Di Kongthong, ada sekitar 700 warga dan 700 nada berbeda. Menurut Phiwstar Khongsit, anggota dari suku Khasi dan warga Desa Kongthong, para ibu menggubah "lagu" ini digunakan untuk menyapa orang setelah melahirkan.

"Jika warga desa meninggal, maka lagu orang tersebut juga akan mati. Kami memiliki lagunya sendiri dan sang ibu menggubah lagu tersebut.

Baca Juga: Kota Ini Setiap Tahun Selalu Gelap di Bulan November hingga Februari, Warga Ciptakan Matahari Buatan

“Kami menggunakan lagu-lagu dalam dua cara, lagu panjang dan lagu pendek. Kami telah menggunakan lagu pendek di desa atau di rumah.

“Sistem ini terjadi di dalam desa kami dari generasi ke genarasi. Kami tidak tahu kapan dimulainya. Tetapi, seluruh warga sangat bahagia dengan hal itu,” kata Phiwstar Khongsit seperti dilansir Indiatimes.com.

Penduduk lain dari desa Kongthong, Jipson Sohkhlet, mengklaim bahwa para penduduk desa berpapasan dengan yang lainnya lewat lagu-lagu atau melodi.

Baca Juga: Misteri Keturunan Alien, Dua Bocah Berkulit Hijau Ditemukan di Desa Woolpit, Inggris

Sejak sekitar 700 orang tinggal didesa saya, ada 700 lagu yang berbeda. Lagu-lagu tersebut tidak lagi digunakan untuk menyebut orang-orang dengan nama yang mereka berikan, hanya untuk komunikasi.

Di ladang atau di hutan, kami berbicara kepada warga desa lainnya menggunakan seluruh lagu. Satu lagu disajikan dalam dua bentuk berbeda, lagu panjang dan lagu singkat.

Ketika bayi baru lahir, sebuah lagu baru juga dilahirkan. Ketika seseorang meninggal, lagunya juga meninggal dan tidak pernah digunakan lagi.

Baca Juga: Boriska Kipriyanovich, Bayi Cerdas yang Mengaku Lahir di Mars dan Tahu Alien Masih Hidup

Secara tradisional, sistem ini telah ada dari generasi ke generasi. Prosedur ini dipelihara.

Warga desa lainnya mengklaim bahwa praktek ini kini digunakan oleh para penduduk di desa Meghalaya.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: India Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x