Gedung Perjanjian Linggarjati memiliki banyak kamar tidur. Hal itu tidak terlepas dari sejarah gedung yang sempat menjadi hotel.
Pengunjung bisa menemui sepuluh tempat tidur. Selain itu ada ruang pertemuan Presiden Soekarno dan Lord Killearn, ruang sidang, ruang sekretariat, ruang auditorium, ruang makan, kamar setrika dan gudang.
Baca Juga: Teknik Kontrol Gas dan Pengereman Pengaruhi Keselamatan di Jalan
Pengunjung yang datang secara rombongan tidak perlu khawatir untuk datang ke Gedung Perjanjian Linggarjati.
Di area sekitar gedung sudah tersedia tempat parkir yang memadai. Sarana lain bisa dimanfaatkan, musala, toilet, dan taman yang indah dan cukup luas.
Wisatawan yang sudah menyusuri ruang-ruang bersejarah di gedung tersebut bisa beristirahat di taman dan menikmati udara sejuk Desa Linggajati.
Baca Juga: Terungkap, Misteri Kapal Hantu Penuh Mayat Terdampar di Jepang
Sebagai kilas balik, sejarah Gedung Perjanjian Linggarjati bermula dari gubuk yang dimiliki Ibu Jasitem pada tahun 1918.
Gubuk tersebut kemudian dirombak menjadi semi permanen oleh orang Belanda yang bernama Tersana (Mergen) pada tahun 1921.
Bangunan itu menjadi permanen dan menjadi rumah tinggal Jacobus (Koos) Van Os pada tahun 1930.