Kedai-kedai itu berada di tengah jembatan. Jadi pengunjung harus melintas jembatan apung itu dulu, baru di tengah perjalanan bisa istirahat sambil memesan makanan/minuman.
"Seru juga melintasi jembatan ini. Beberapa kali goyang walau air di Waduk Saguling tidak bergelombang. Utamanya saat berpapasan dengan pengendara motor. Mungkin pengaruh berat motor yang bergerak, jembatan ini jadi bergoyang," tutur Herpi.
Baca Juga: KPK Lakukan Analisa Keterangan Saksi-saksi Dugaan Korupsi di Banjar
Cuma, pengunjung yang datang berombongan dan menggunakan mobil, mengeluhkan tidak ada tempat parkir yang leluasa.
Kalau dari arah Batujajar, kendaraan harus melewati jalan perkampungan, sebelum akhirnya menyempit di ujung jembatan.
Mobil memang agak susah parkir di sana dan hanya bisa dititipkan ke rumah-rumah warga setempat.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Anggaran Rp 26 Triliun untuk Pilkada Serentak 2020
Sensasi melintas jembatan apung itu sebenarnya dimulai di ujung jembbatan. Pasalnya, dari titik penyeberangan, struktur jembatan agak menurun.
Pejalan kaki yang tak terbiasa, bisa jadi keluar rasa khawatir. Selain harus menurun, jembatan juga selalu bergoyang.
Biasanya di ujung jembatan ada petugas yang mengatur. Ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Apalagi jika lalu lintas pengendara motor yang menyeberang jumlahnya banyak.