Perusahaan China Semakin Dekat Membangun Smelter, Indonesia Butuh Investasi Pengolahan Tembaga

4 Februari 2021, 14:08 WIB
ILUSTRASI lokasi penambangan.* /Pixabay /Vined

ZONA PRIANGAN - Tsingshan Holding Group China makin dekat untuk membangun smelter tembaga di Halmahera Indonesia.

Terkait pembangunan smelter, Tsingshan Holding Group China siap menggelontorkan investasi sebesar 2,8 miliar dolar.

Tsingshan Holding Group China sudah melakukan pembicaraan serius dengan pemerintah Indonesia, yang menginginkan ada smelter di luar Pulau Jawa.

Baca Juga: Lima Merchant ShopeePay Terbaru Minggu ini Siap Dukung Hobi Kamu

Baca Juga: Perusahaan China Akan Bangun Smelter, Kelola Tambang Tembaga di Halmahera

Smelter yang dibangun Tsingshan Holding Group China nantinya akan mengolah tembaga yang menhasilkan pipa dan kabel.

Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menegaskan suda ada kesepakatan Freeport dengan Tsingshan untuk menyelesaikan smelter.

Luhut mengatakan bahwa Freeport-McMoRan Inc hampir mencapai kesepakatan senilai $ 2,8 miliar, dengan Tsingshan Holding Group China.

Baca Juga: Pesawat Bawah Laut Cina Ditemukan Nelayan, Lakukan Operasi Rahasia di Perairan Indonesia

"Kesepakatan keduanya untuk membangun peleburan tembaga di Teluk Weda Indonesia," ujarnya sebagaimana dilansir dari Reuters pada Kamis, tanggal 4 Februari 2021.

Sebagaimana diberitakan jurnalpresisi.com sebelumnya dalam artikel "Freeport Nyaris Selesaikan Kesepakatan Dengan Perusahaan China Untuk Bangun Smelter Senilai 2,8 Milyar Dolar".

Dia mengatakan pabrik peleburan ini akan menghasilkan pipa dan kabel tembaga bernilai 10 miliar dolar.

Baca Juga: Temukan Ambergris yang Bau Busuk, Seorang Nelayan Jadi Kaya Raya Mendadak

“Pabrik peleburan ini akan menghasilkan pipa dan kabel tembaga yang hasilnya bisa bernilai $ 10 miliar atau lebih,” ungkapnya.

Luhut mengatakan fasilitas tersebut juga membuat produk lain dari tembaga.

Produk yang dapat digunakan sebagai komponen baterai lithium, untuk mendukung ambisi pemerintah Indonesia membangun rantai pasokan kendaraan listrik (EV) di dalam negeri.

Baca Juga: Prediksi Profesor Avi Loeb: Sebentar Lagi Pesawat Alien Bisa Dilihat Setiap Bulan

Indonesia mencoba untuk menarik lebih banyak investasi dari perusahaan aki dan mobil.

Hal itu untuk memanfaatkan sumber daya bijih nikel yang melimpah di Indonesia.

Komponen penting dalam baterai yang digunakan dalam kendaraan listrik.

Baca Juga: Hati-hati bagi Pengendara, Polrestabes Bandung Akan Berlakukan Tilang Elektronik di 8 Perempatan Jalan

Dia mengharapkan dengan kesepakatan tersebut produksi baterai lithium bisa diproduksi pada tahun 2023.

“Jika ini berjalan sesuai rencana, karena pabrik nikel sudah berjalan, maka pada 2023 kami sudah bisa memproduksi baterai lithium,” paparnya.

Terkait kesepakatan tersebut pihak Tsingshan belum memberikan komentar.

Baca Juga: Akselerasi Kecepatan Oumuamua, Membuktikan Keberadaan Alien

Sedangkan juru bicara unit Freeport Indonesia mengatakan perusahaan tetap berkomitmen untuk membangun smelter lain.

Mereka menambahkan bahwa pihaknya masih dalam diskusi dengan Tsingshan untuk menjajaki kerja sama.

Sebelumnya Luhut juga pernah mengatakan, bahwa pemerintah telah meminta Freeport membangun smelter tembaga di Teluk Weda pada bulan Juni.

Baca Juga: Viral, Lagu Ampun Bang Jago Indonesia Mengiringi Kudeta Militer Myanmar

Baca Juga: Hati-hati Gempa di Kota Bandung Berkekuatan Magnitude 6,8-6,9 Akibat Sesar Lembang

Smelter ini berada di Maluku Utara di kawasan timur Indonesia untuk membangun pusat peleburan terintegrasi di sana.***(Hendro Prayitno/jurnalpresisi.com)

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Jurnal Presisi

Tags

Terkini

Terpopuler