Bank Sampah Kontribusi Kumpulkan 2,7 Persen Sampah Plastik Paska Konsumsi, Tumbuhkan Ekonomi Sirkular

6 Maret 2021, 00:07 WIB
Bank Sampah Kontribusi Kumpulkan 2,7 Persen Sampah Plastik Paska Konsumsi, Tumbuhkan Ekonomi Sirkular /Pixabay/Matthew Gollop/

ZONA PRIANGAN - Berdasarkan data Sustainable Waste Indonesia (SWI), Bank Sampah berkontribusi dalam mengumpulkan 2,7 persen dari 0,421 juta sampah plastik paska konsumsi.

Selain itu Bank Sampah juga memiliki peran penting dalam tumbuhnya ekonomi sirkular dengan menyediakan sampah plastik terpilah dengan kualitas baik dan bersih sekaligus sebagai bentuk edukasi masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah.

Untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia bersama dengan Danone-Aqua menyelenggarakan kunjungan secara virtual (virtual tour) untuk memberikan pengalaman langsung kepada publik tentang inisiatif pengelolaan sampah plastik dalam kerangka Gerakan #BijakBerplastik yang telah diluncurkan sejak tahun 2018 lalu.

Baca Juga: Gelombang Tsunami Menerjang Pantai Setelah Gempa Bumi Melanda Selandia Baru

Dalam kesempatan yang sama Danone-Aqua juga melakukan penandatanganan kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta terkait pengembangan Bank Sampah Induk.

Diharapkan kerja sama ini ke depannya bisa menjadi salah satu upaya dalam mengembangkan infrastruktur pengelolaan sampah dan mencapai visi bersama pengelolaan sampah yang berkelanjutan. 
 
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan bahwa momen Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang mengusung tema “Sampah Sebagai Bahan Baku Ekonomi di Masa Pandemi”, merupakan langkah penting untuk menggerakkan kolaborasi Ekonomi Sirkular menuju Indonesia Bersih 2025.

Baca Juga: Penyelamatan Dramatis, Angkatan laut Thailand Evakuasi Sejumlah Kucing dari Kapal Karam

“Dalam rangka mencapai target strategis untuk mengurangi sampah 30% dan menangani sampah 70% pada tahun 2025, maka Pemerintah tidak bisa sendiri. Keterlibatan Pemerintah Daerah, dunia usaha, LSM, komunitas, organisasi keagamaan, pelajar dan mahasiswa, organisasi perempuan, serta masyarakat luas sangatlah dibutuhkan," katanya.

Lebih lanjut Rosa mengatakan, dengan sinergitas pengelolaan sampah yang komprehensif, terintegrasi dari hulu ke hilir, mereka yakin akan mampu membangun pengelolaan yang baik dan berkelanjutan guna mencapai target-target tersebut.

“Hari ini kita melakukan virtual tour penerapan Ekonomi Sirkular dalam penarikan kembali dan daur ulang sampah kemasan plastik yang diprakarsai oleh Direktorat Jenderal PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerja sama dengan Danone-Aqua. Dalam kesempatan ini pula kita menyaksikan penandatanganan kerja sama pengembangan Bank Sampah Induk antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Danone-Aqua sebagai suatu langkah nyata kolaborasi antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat," ungkapnya.

Baca Juga: Pentingnya Innate Immunity dan Adaptive Immunity untuk Lindungi Kulit Selama Pandemi, Berikut Penjelasannya

Rosa pun mengajak produsen yang lain untuk mengikuti langkah yang telah dilakukan oleh perusahaan air minum ini sebagai langkah konkrit dari komitmen dan tanggung jawab untuk membantu pemerintah dalam memberikan solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk menghadapi persoalan-persoalan sampah yang kian menantang di masa depan.

"Mari kita bergerak bersama, bekerja bersama membangun Indonesia yang lebih baik, sehingga dapat mencapai Indonesia bersih di tahun 2025”, lanjutnya.

Dalam acara virtual tour kali ini, peserta diajak untuk lebih memahami lagi proses pengelolaan sampah kemasan paska konsumsi secara detil mulai dari pengumpulan dan pemilahan di skala rumah tangga atau masyarakat.

Baca Juga: Terdampak Pandemi Covid-19, Pemerintah Pulihkan Sektor Wisata dengan Pameran Virtual

Kemudian proses di Bank Sampah Unit dan Bank Sampah Induk, yang selanjutnya diproses di Recyling Business Unit (RBU) yang merupakan Unit Daur Ulang yang dikelola oleh Koperasi Pemulung Berdaya di Tangerang Selatan.

Botol-botol plastik bekas yang terkumpul di RBU, dipilah, dicuci dan dicacah menjadi cacahan plastik PET yang kemudian dibawa ke perusahaan daur ulang botol untuk menjadi bahan baku botol baru, selain itu sebagian juga dibawa ke perusahaan tekstil untuk menjadi bahan baku industri fashion.

Perusahaan ini juga mendukung RBU di Tangerang Selatan untuk mendapatkan sumber botol plastik bekas dari wilayah DKI Jakarta, salah satunya adalah bersinergi dengan Bank Sampah Induk yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

Baca Juga: Sudah Fitting Baju Pengantin, Juga Tentukan Tanggal Pernikahan, Kalina Oktaranny dan Vicky Jadi Nikah?

Terkait hal ini, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, menjelaskan bahwa salah satu perwujudan dan kontribusi mereka dalam kapasitasnya sebagai bagian dari sektor dunia usaha.

"Kami secara resmi menandatangani kerja sama dengan Bank Sampah Induk yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Perusahaan kami merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang bekerjasama dengan Bank Sampah Induk untuk mengambil sampah kemasan plastik pasca konsumsi," paparnya.

Menurut Karyanto, momentum penandatanganan ini semakin menguatkan kemitraan yang telah terbangun sejak tahun 2017. Kemitraan ini menjadi sangat penting karena mereka dapat memastikan pasokan bahan baku RPET premium secara berkelanjutan untuk mendukung ambisi pilar pengumpulan dan pilar inovasi #BijakBerplastik.

Baca Juga: Pelayanan Vaksinasi Covid-19 Bagi Lansia Kini Bisa Lewat Drive Thru, Berikut Penjelasannya

"Kami juga ingin terus mendukung kapasitas dan profitabilitas Bank Sampah Induk di Jakarta Barat, Selatan, Timur, Pusat, Utara, serta Kepulauan Seribu. Kontribusi Bank Sampah dalam memasok botol PET kualitas premium ke RBU kami tercatat mencapai 218 ton dari total 1.381 ton sampah botol. Pada akhirnya, kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi tersebut sehingga pertumbuhan Ekonomi Sirkular dapat tercipta secara berkesinambungan,” ungkapnya.

Berbagai upaya ini tentunya juga tak luput dari andil masyarakat untuk memulai bijak mengonsumsi, memilah sampah dari rumah, dan mendaur ulang sampah plastik mereka, demi mewujudkan Indonesia yang lebih bersih. 

Karyanto pun berharap dengan dilaksanakannya acara Virtual Tour Ekonomi Sirkular kemasan plastik ini dapat menjadi sebuah aksi “Best Practice” dari pelaku usaha dalam mengumpulkan kembali sampah yang dihasilkan, melalui kolaborasi dengan berbagai pihak yang terkait.

Baca Juga: Miliarder Jepang Cari ‘kru’ untuk Perjalanan ke Bulan 2023, Siapa Berminat?

"Selain itu tentu saja dibutuhkan peran aktif masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya untuk bersama mewujudkan Indonesia yang lebih bersih dan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” pungkasnya.***

Editor: Yurri Erfansyah

Terkini

Terpopuler