Rusia di Ambang Kehancuran Usai Invasi ke Ukraina, untuk Bertahan Kremlin Harus Menjadi Koloni China

20 Maret 2022, 21:22 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping pada 2019.* /Reuters/

ZONA PRIANGAN - Rusia di bawah bayang-bayang kehancuran. Kerugian besar sudah dialami ketika peralatan perang mereka sudah meledak saat invasi ke Ukraina.

Seiring dengan itu, sanksi ekonomi dari negara Blok Barat, membuat Kremlin makin terpuruk. Nilai tukar mata uang rubel pun anjlok.

Vladimir Putin bisa dibuat putus asa, ketika semua komoditas ekspor ditolak. Sebaliknya impor pun tak bisa didapatkan.

Baca Juga: Vladimir Putin Kembali Perintahkan Pelepasan Rudal Mematikan Kedua ke Kota Nizhyn, NATO Menyebutnya Sizzler

Satu-satunya cara untuk bisa bertahan, tentu saja dengan minta bantuan China. Itu pula yang sebenarnya ditunggu oleh Beijing.

"Itu akan membuat Rusia, pada dasarnya, jadi koloni China," klaim Harry Kazianis, seorang ahli kebijakan luar negeri AS dan masalah keamanan nasional yang melibatkan China.

Dalam sebuah wawancara dengan Express, dia mengatakan China membeli sebanyak yang mereka bisa setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 dan.

Baca Juga: Rudal Kinzhal dan Iskander-M Belum Membuat Ukraina Menyerah, Petinggi Militer Rusia Justru Banyak yang Tewas

Menurut Harry, China akan senang mengikuti "cetak biru" itu di tahun-tahun mendatang ketika Rusia menjadi semakin putus asa.

Ada kekhawatiran yang berkembang tentang keruntuhan ekonomi di Rusia, karena Rubel telah kehilangan lebih dari seperempat nilainya sejak invasi ke Ukraina dan mencapai titik terendah sepanjang masa 120 terhadap dolar AS awal bulan ini.

Harry, seorang analis di thinktank Center for National Interest AS, juga mengklaim Presiden Xi Jinping ingin mendapatkan pijakan di Rusia dan dia mungkin mengeksploitasi kerentanan Kremlin untuk mendapatkan akses ke teknologi militer canggihnya.

Baca Juga: Komandan Resimen Pengawal ke-331 Rusia, Kolonel Sergei Sukharev Tewas Berdampingan Bersama 4 Anggotanya

Itu terjadi setelah Presiden AS Joe Biden memperingatkan pemimpin China itu bahwa negaranya akan menghadapi konsekuensi jika memberikan bantuan ekonomi atau militer ke Rusia, sementara pasukannya berperang di Ukraina.

"Untuk bisa bertahan, Rusia harus menjadi koloni China pada saat ini," ujar Harry yang dikutip Daily Star.

"Itulah satu-satunya cara Rusia mendapatkan dukungan finansial yang dibutuhkan untuk bertahan hidup," tambah Harry.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Star

Tags

Terkini

Terpopuler