Untuk Pertama Kalinya Rusia Meluncurkan Perbankan Islam, Inilah Alasannya

29 November 2023, 20:46 WIB
Vladimir Putin.* /aa.com

ZONA PRIANGAN - Di tengah perang dengan Ukraina dan tidak berhentinya sanksi Barat, Pemimpin Rusia Vladimir Putin meluncurkan sistem perbankan Islam untuk pertama kalinya sebagai bagian dari program pilot proyek selama dua tahun yang dimulai 1 September 2023.

Dengan populasi Muslim yang cukup besar, diperkirakan hingga 25 juta, berbagai institusi keuangan Islam telah ada di Rusia hingga kini, tetapi ini pertama kalinya badan legislasi negara ini telah secara resmi mensahkan peluncurannya.

Bulan lalu, 4 Agustus, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani sebuah hukum yang memperkenalkan perbankan Islam untuk menilai “kelayakannya”.

Baca Juga: Perang Drone di Kyiv: Ukraina Klaim Hancurkan 15 dari 20 Serangan Rusia

Program pilot ini akan dilakukan di empat republik mayoritas Muslim, Tatarstan, Bashkortostan, Chechnya, dan Dagestan, kawasan yang sudah sangat berpengalaman dalam keuangan Islam.

Seperti dilaporkan Al Jazeera, bila program ini terbukti berhasil, rencananya akan diperkenalkan regulasi baru untuk seluruh Rusia.

Perbankan Islam dijalankan berdasarkan Syariah, sistem hukum Islam yang melarang transaksi yang melibatkan riba, atau beban bunga, karena dianggap tidak adil.

Baca Juga: Ekonomi Rusia Makin Terpuruk, Posisi Vladimir Putin Makin Mudah Digoyang Elit yang Biasa Berebut 'Pai'

Di mana keuangan konvensional berbasis utang dan nasabah menanggung seluruh risiko dan tanggung jawab dalam transaksi, sementara perbankan Islam berbasis aset, dengan keuntungan dan risiko ditanggung bersama antara institusi keuangan dan nasabah sebagai bagian dari kemitraan.

“Tidak ada bank yang mengambil keuntungan dari masalah keuangan nasabah dan ketidak mampuan membayar, yang kerap terjadi dalam keuangan konvensional,” ujar Madina Kalimullina, sekretaris eksekutif Asosiasi Pakar Rusia dalam Keuangan Islam.

"Keuangan Islam mempromosikan hubungan berbasis kemitraan,” tambahnya. Perbankan Islam juga tidak membiayai sektor yang membahayakan masyarakat, seperti alkohol, tembakau, dan perjudian.

Baca Juga: Kota Bandung Siap Cetak Sejarah Baru dengan Menggelar Balap Gokart Listrik Pertama di Indonesia

Perbankan Islam juga tidak mengizinkan spekulasi keuangan, atau transaksi tanpa aset yang nyata, kata Kalimullina, yang terbukti memicu krisis keuangan global.

Menurut wakil presiden senior Sberbank, Rusia, Oleg Ganeev, sektor perbankan Islami ini memiliki angka pertumbuhan tahunan 40% dan diperkirakan mencapai nilai USD 7,7 triliun di tahun 2025.

Tampaknya peluncuran perbankan Islam ini “inisiatif yang lama ditunggu”, telah diperbincangkan di Rusia sejak krisis keuangan pada 2008, “ketika banyak bank menghadapi kesulitan likuiditas dan mulai mencari alternatif sumber uang tunai,” menurut Diana Galeeva, dari Universitas Oxford, Inggris.

Baca Juga: Korea Utara Kemungkinan Akan Memberi Dukungan untuk Donetsk, Denis Pushilin Kirim Surat ke Kim Jong Un

Menyusul aneksasi Krimea dari Ukraina pada 2014, bank-bank Rusia merasakan tekanan akibat sanksi negara-negara Barat, “Asosiasi Bank Rusia menyarankan perbankan Islam di Federasi Rusia untuk meregulasi aktivitas bank-bank Syariah,” ujar Galeeva.

“Kelompok pertama yang menikmati pasar baru ini adalah usaha kecil dan menengah, yang sering kekurangan finansial,” kata Kalimulina.

Keaungan Islam, seperti diketahui, lebih banyak berorientasi pada keuangan ekonomi nyata dengan produk ekonomi nyata,” tambahnya.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler