Jaga Stabilitas Usaha di Jawa Barat, Apindo Dukung Penerbitan SE Penguatan Ekonomi Oleh Pemprov Jabar

- 24 Oktober 2021, 00:20 WIB
Sejumlah pekerja menyelesaikan salah satu produk tas di pabrik milik Eiger Adventure di Kabupaten Bandung. Jaga stabilitas usaha di Jawa Barat, Apindo dukung penerbitan SE penguatan ekonomi oleh Pemprov Jabar.
Sejumlah pekerja menyelesaikan salah satu produk tas di pabrik milik Eiger Adventure di Kabupaten Bandung. Jaga stabilitas usaha di Jawa Barat, Apindo dukung penerbitan SE penguatan ekonomi oleh Pemprov Jabar. /Zonapriangan.com/Yurri Erfansyah/

ZONA PRIANGAN - Dalam usaha mengembangkan ekonomi daerah dan penguatan sektor ekonomi prioritas, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menerbitkan Surat Edaran (SE) nomor 163 tahun 2021.

SE tersebut diterbitkan sebagai percepatan pemulihan ekonomi di era pandemi, termasuk peningkatan daya saing daerah dan mendorong peningkatan sektor industri pemberdayan UMKM.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik, mengatakan bahwa SE Gubernur Jawa Barat yang diterbitkan ini merupakan upaya untuk menjaga stabilitas dunia usaha di Jawa Barat.

Baca Juga: Pekerja McDonald's Mengungkapkan, Ini yang Terjadi jika Anda Minta Kentang Goreng dengan Sikap Kasar pada Staf

"Semua pengusaha yang tergabung dalam berbagai macam asosiasi, harus bersinergi menjaga kondusifitas dunia usaha. Sehingga tidak malah berkompetisi, terutama di era pandemi saat ini," katanya dalam siaran persnya belum lama ini.

Menurut Ning, Jawa Barat memiliki potensi dan tantangan yang sama-sama besar, karena semakin banyak asosiasi, maka makin banyak anggota yang terjaga, dan dunia usaha makin kondusif.

"SE ini, dibuat berdasarkan keprihatinan akan begitu banyaknya perusahaan-perusahaan yang relokasi, keluar dari Jawa Barat dan pindah ke Jateng atau daerah lain. Serta banyaknya perusahaan-perusahaan tutup, dan tidak terdeteksi atau tercatat dengan baik sebab musababnya," ungkapnya.

Baca Juga: Hasil Studi: Harapan Hidup di India Turun 2 Tahun Karena Pandemi Corona

Ning memaparkan, kalo mereka memiliki data-data perusahaan sebagai anggotanya, maka ada beberapa hal yang bisa dideteksi lebih awal, dipelajari, dipetakan dan dikomunikasikan. Untuk kemudian dicarikan langkah-langkah solutif terbaik sehingga bisa dicegah adanya relokasi maupun penutupan perusahaan-perusahaan tersebut.

"Relokasi dan tutupnya perusahaan ini, memberikan efek yang sangat besar yakni naiknya jumlah pengangguran secara signifikan," ujarnya.

Ning melanjutkan, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang relokasi dan tutup merupakan perusahaan padat karya dengan jumlah perusahaan berkisar di 150 perusahaan sampai saat ini.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Menolak Penghargaan 'Oldie of the Year', Menurutnya Usia 95 Tahun Tidak Memenuhi Kriteria

"Saat ini jumlah pengangguran terbuka kita di tahun 2021 berjumlah 2,1 juta atau 24,9 persen dari total pengangguran nasional," paparnya.

Terkait adanya keberatan dari Asosiasi Pengusaha Pengadaan Barang dan Jasa Indonesia (ASPANJI) dan Perkumpulan Pengusaha Engijinering (PPEJB) mengenai poin pertama dalam SE yang ditandatangani Ridwan Kamil ditujukan kepada perusahaan yang memiliki jumlah karyawan lebih dari 200 orang.

"Bukan berarti yang dibawah dua ratus tidak penting, kami berpikir dari sisi impact nya saja. Bahwa semakin banyak jumlah karyawan dari perusahaan yang tutup atau melakukan relokasi, maka semakin besar juga dampak yang ditimbulkan secara ekonomi di Jawa Barat ini. Karena bukan hanya karyawan perusahaan yang kehilangan pekerjaan, tetapi efek domino dari hal tersebut sangat luar biasa," katanya.

Baca Juga: Alec Baldwin Merasa Hancur Hatinya setelah Halyna Hutchins Terbunuh oleh Pistol yang Ada Ditangannya

Pada situasi yang sedang penuh perjuangan untuk pengusaha ini, lanjut Ning, maka dibutuhkan kolaborasi serta suasana yang teduh untuk berusaha.

Dimana dalam mempersiapkan diri untuk bangkit dari suasana pandemi ini, pengusaha perlu dibantu.

"Dalam beberapa kali komunikasi saya dengan beberapa Country Manager beberapa brand produk ternama, saya memperoleh kabar adanya industry yang tidak beroperasi lagi di Vietnam dan sedang mencari tempat tujuan investasi baru. Alhamdulillah Cirebon dan Indramayu termasuk menjadi tujuan investasi tersebut. Alhamdulillahnya lagi, perusahaan-perusahaan baru ini adalah perusahaan Padat Karya sehingga akan menyerap ribuan tenaga kerja, dan memiliki efek domino yang juga besar," paparnya.

Baca Juga: Lamborghini Tercebur ke dalam Danau Setelah Pengemudinya Bingung Mana Pedal Rem dan Mana Pedal Gas

Ning pun menuturkan, saat ini Apindo bangga dengan banyaknya asosiasi di Jawa Barat, sebab semakin banyak asosiasi, maka semakin tertata juga dunia usaha.

Masing-masing asosiasi, lanjut Ning, akan membina, menjaga, membantu anggotanya. Dan hal tersebut akan makin maksimal jika ada lintas kolaborasi, didasari oleh pikiran-pikiran positif serta visi yang sama.

"Sangat kerdil jika ada yang berpikir bahwa ada persaingan antar asosiasi, karena sejatinya asosiasi-asosiasi di Jabar adalah bersaudara, didalam keluarga besar bernama Kadin. Dan saya sangat yakin, sebagai orang tua, Kadin akan selalu mendukung anak-anaknya bekerja, bersatu, berkolaborasi, dan belajar untuk selalu saling memahami serta menghargai," pungkasnya.***

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x