ZONA PRIANGAN - Pasokan minyak goreng ke pasar tradisional Majalengka masih tersendat. Walau harganya sudah turun tapi barangnya terbatas.
Sementara untuk harga, minyak goreng kemasan sudah menyesuaikan dengan patokan pemerintah, yakni Rp14.000/kg.
Sedangkan minyak goreng curah justru masih mahal rata-rata di atas Rp15.000/kg, itu juga barangnya tidak ada.
Seorang pedagang kelontong, Nova Novia mengatakan, semua pedagang di pasar masih kesulitan mendapatkan minyak goreng.
Dia mengungkapkan, distributor mengirimkan minyak goreng dalam jumlah terbatas. Masing-masing pedagang mendapat jatah 3 karton.
Setiap karton berisikan 12 kemasan. Barang baru datang dalam hitungan jam sudah habis. Itu juga banyak pelanggan yang tidak kebagian.
Baca Juga: China Diguncang Video Seorang Ibu Lehernya Dirantai Padahal Baru Melahirkan di Provinsi Jiangsu
Nova mengaku, dirinya dan sejumlah pedagang lain belum bisa menjual minyak goreng curah karena harga dari distributor sudah mahal.
"Belum lagi terjadi penyusutan, modal plastik, dan upah kerja. Susah untuk menjual Rp14.000/kg," tutur Nova.
Nova dan pedagang pasar lain mengeluhkan masih tersendatnya pasokan minyak goreng kemasan atapun curah.
Baca Juga: Pemilik Ajian Waringin Sungsang, Rawa Rontek, Lembu Sekilan, dan Ngalap Ngampar Sulit Dikalahkan
"Apakah subsidi yang belum turun ke produsen atau distributor. Ataukah terjadi penimbunan oleh pihak tidak bertanggungjawab yang ingin meraup keuntungan, saya nggak tau," ucapnya.
Sekretaris Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Majalengka Abdul Rojak mengungkapkan, pasokan minyak goreng ke pasar tradisional masih tersendat. Di sejumlah kios stok masih sangat terbatas dan banyak yang kehabisan stok.
Sementara itu sejumlah konsumen masih mengeluh tidak kebagian minyak sementara stok minyak di rumahnya menipis.
Baca Juga: Penemuan Mengerikan 70.000 Mayat Selama Proyek Pembangunan Jalur Kereta Api Cepat London-Birmingham
Ny. Empat salah seorang ibu rumah tangga mengatakan, dia bersedia membeli minyak dengan harga lebih mahal asal tersedia di warung.
Sedangkan Dedah ibu tumah tangga lainnya berusaha menghemat minyak dengan terus memanfaatkan minyak bekas.
“Kalau untuk menggoreng ikan asin atau telur bisa menggunakan minyak bekas, tapi tetap dihemat,” ungkapnya.***