Industri Makanan Prancis Terpaksa Mengubah Resep sebagai Dampak dari Kenaikan Harga Telur

- 6 Oktober 2022, 06:47 WIB
Seorang petani mengumpulkan telur di peternakan unggas organik di Corcoue-sur-Logne, Prancis, 13 April 2022. Gambar diambil 13 April 2022.
Seorang petani mengumpulkan telur di peternakan unggas organik di Corcoue-sur-Logne, Prancis, 13 April 2022. Gambar diambil 13 April 2022. /REUTERS/Stephane Mahe

ZONA PRIANGAN - Beberapa perusahaan makanan di Prancis menurunkan produksi atau mengubah resep sebagai dampak dari kenaikan harga telur hingga dua kali lipatnya.

Kenaikan telur hingga dua kali lipatnya itu terjadi karena melonjaknya biaya pakan dan energi serta kurangnya pasokan setelah terjadinya krisis flu burung terburuk yang pernah terjadi di Prancis.

Baik Uni Eropa maupun Amerika Serikat telah mengalami salah satu krisis flu burung terburuk sepanjang tahun ini, puluhan juta unggas dimusnahkan di setiap wilayah.

Baca Juga: Garuda Indonesia Mengajukan Prosedur Kebangkrutan Bab 15 di Pengadilan Kebangkrutan New York

Menurut kelompok industri Prancis CNPO, produksi telur dunia mencapai 1.500 miliar pada tahun 2021, diperkirakan akan turun untuk pertama kalinya dalam sejarah pada tahun ini.

Menyusul penurunan sebesar 4,6% di Amerika Serikat, penurunan 3% di Uni Eropa, dan penurunan 8% di Prancis, produsen telur terbesar di blok itu.

"Kami berada dalam situasi yang belum pernah terlihat sebelumnya. Dalam krisis sebelumnya kami beralih ke impor, terutama dari Amerika Serikat, tetapi tahun ini situasinya buruk di mana-mana," kata wakil ketua CNPO Loic Coulombel.

Baca Juga: Grab Berharap Tidak Melakukan PHK Besar-Besaran Meskipun Pasar Tengah Melemah

Penurunan terjadi pada saat permintaan konsumen yang menguat untuk telur, yang dipandang sebagai sumber protein murah pada saat inflasi melonjak.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x