Agustus-Desember 2020 Masa Pemulihan Ekonomi pada Sektor Pariwisata

- 19 Juli 2020, 03:30 WIB
ANGGOTA DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat H. Dede Yusuf M. Effendi saat mengunjungi kawasan Kampung Cai Rancaupas Kecamatan Rancabali, Sabtu 18 Juli 2020.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA
ANGGOTA DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat H. Dede Yusuf M. Effendi saat mengunjungi kawasan Kampung Cai Rancaupas Kecamatan Rancabali, Sabtu 18 Juli 2020.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA /

ZONA PRIANGAN - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat H. Dede Yusuf M. Effendi menyatakan, saat ini pemerintah sedang berusaha melakukan upaya pemulihan ekonomi masyarakat pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Upaya itu dilakukan menyeluruh se-Indonesia termasuk wisata di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Seperti diketahui, ekonomi masyarakat pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif paling terdampak akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Mengapa Persib Tidak Menginginkan PSMS Medan Terdegradasi, Ini Jawabannya

"Hampir 90 persen pada sektor pariwisata paling terdampak pandemi Covid-19," kata Dede Yusuf kepada wartawan saat menghadiri pelaksanaan program Gerakan BISA (bersih, indah, sehat dan aman) di lokasi wisata Kabupaten Bandung, kawasan Kampung Cai Rancaupas Kecamatan Rancabali, Sabtu 18 Juli 2020.

Bersamaan dengan itu, imbuh Dede Yusuf, pemerintah juga turut melaunching program BALASA (bantuan lauk pauk siap saji) untuk masyarakat para pelaku pariwisata maupun ekonomi kreatif.

Sebelumnya, mereka kehilangan pendapatan akibat pandemi Covid-19 selama beberapa bulan.

Baca Juga: Suasana Ramai Lalu Lalang Kendaraan, Pencuri dengan Tenang Menggondol Baterai Tower BTS

Melalui program BALASA itu, bantuan yang disalurkan di Kabupaten Bandung sebanyak 4.200 paket dan di Kabupaten Bandung Barat 2.800 paket.

"e-Indonesia itu, pemerintah menyiapkan 200.000 paket bantuan lauk pauk siap saji. Jika kurang nantinya bisa ditambah lagi karena ada di antara warga yang mendaftarkan ke kita selain yang tercatat di dinas kabupaten kota," tutur Dede Yusuf.

Merealisasikan program gerakan BISA dan BALASA itu, imbuh Dede Yusuf, merupakan masa pemulihan ekonomi pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mulai Agustus-Desember 2020 mendatang. "Normalnya itu mulai Januari 2021 kedepan," kata Dede Yusuf.

Baca Juga: Unik, Stasiun Kereta Api Bawah Tanah Berakhir di Kawasan Antah Berantah

Ia mengatakan, dengan adanya program gerakan BISA ini, supaya ekononi masyarakat yang bergerak pada sektor pariwisata turut terbantu.

Harapan lainnya, ekonomi masyarakat kembali pulih. Melalui program BISA, warga bisa mendapatkan upah kerja atau honor kerja sebesar Rp 230.000 selama dua hari.

Program itu bisa dimanfaatkan oleh warga yang kehilangan pendapatan, terutama pedagang warungan yang ada di kawasan wisata.

Baca Juga: Tes Menusuk Jari, 20 Menit Kemudian Diketahui Apakah Terpapar Virus Corona

Untuk mengembalikan ekonomi pada sektor pariwisata, Dede Yusuf juga berusaha mendorong pemerintah pusat agar memberikan bantuan kredit dengan bunga sangat ringan (bukan lagi bantuan kredit murah) kepada para pelaku pariwisata maupun ekonomi kreatif.

"Saat ini, peraturannya sedang digodok di Kementerian Keuangan. Bantuan itu terbatas, dan warga bisa mendaftarkannya," katanya.

Menurutnya, pentingnya ada bantuan dari pemerintah dalam program kredit sangat ringan itu karena mengurus objek pariwisata tidak mudah. "Kalau tidak dirawat, berarti objek wisata itu dibiarkan terbengkalai," ucapnya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Membuat Industri Terpuruk, Uben: Setiap Hari Ada Buruh Kena PHK

Selain itu, ia pun mendorong pemerintah pusat untuk memberikan bantuan peralatan seni berupa perangkat gamelan atau peralatan seni budaya lainnya kepada para budayawan dan seniman.

Bantuan peralatan itu sekitar Rp 100 juta per kelompok, namun dalam proses penyalurannya perlu ada pendataan.

"Berharap Minggu depan bisa segera tersalurkan," katanya.

Baca Juga: Ilmuwan Mengidentifikasi Enam Jenis Covid-19, Batuk dan Demam Jadi Cirinya

Ia juga mendorong kepada para pengelola destinasi wisata untuk memberikan diskon sekitar 30 persen kepada para wisatawan. Pentingnya ada pemberian diskon itu, katanya, dimungkin saja para wisatawan masih ada rasa takut untuk berkunjung ke tempat-tempat destinasi wisata.

"Bisa juga para wisatawan karena kekurangan anggaran, tapi mau berwisata. Belum lagi mereka memikirkan kebutuhan keluarganya," ujarnya.

Ia juga mendorong pemerintah pusat untuk mengurangi biaya angkutan umum dan pesawat. Karena destinasi wisata sangat erat kaitannya dengan angkutan umum, sehingga berbagai hal harus dilakukan pemerintah dalam upaya memulihkan ekonomi pada sektor pariwisata.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x