Baca Juga: PPP Sudah Merampungkan Pembenahan Struktur PAC dan Ranting
Dia mengaku menekuni usaha sepatu dan sandal kulit berawal dari menjadi pekerja di sebuah perusahaan Cibaduyut, Bandung di Tahun 1987 hingga tahun 1991.
Setelah itu dia pindah bekerja untuk mematangkan kemampuan membuat sandal dan sepatu di perushaan lain yang dianggap memiliki kualitas bagus.
“Saya kemudian menikah tahun 2002 dan menekuni usaha namun belum bisa banyak. Baru setahun kemudian diajak oleh Dinas Perindustrian untuk mengikuti pameran di berbagai tempat, setelah itu mendapat pembinaan hingga mendapat bantuan mesin jahit sepatu,” kata Endo.
Baca Juga: Marc Marquez Kecelakaan di GP Spanyol, Tidak Trauma Kepala Cuma Patah Tulang Lengan
Dengan bantuan tersebut serta banyak diajak mengikuti pameran akhirnya pesananpun bertambah, relasi juga semakin banyak, usaha semakin meningkat walaupun belum besar seperti pengusaha lain.
“Banyak melayani pesanan yang datang ke rumah, yang penting usaha jalan,” katanya.
Dia mengaku belanja kulit untuk bahan baku serta alas dari Bandung. Belanja dilakukan sebulan sekali atau tergantung banyaknya jumlah pesanan.
Baca Juga: Harga Emas Belum Berubah, di Pegadaian Masih Rp 965.000/Gram
Sisa kulit yang berukuran kecil dia buat untuk gantungan kunci dengan beragam bentuk.