ZONA PRIANGAN – Banyak dari kita menghindari memakan pisang ketika sudah mulai terbentuk bintik-bintik cokelat, dan langsung membuangnya, padahal ini bisa memicu limbah makanan.
Kini, para ilmuwan mengatakan formasi bintik-bintik ini bisa diperlambat, dengan membatasi tingkat keberadaan oksigen pada sel-sel mikroskopis kulit pisang.
Para ilmuwan membuat sebuah metode baru untuk mensimulasikan pola-pola bintik pada pisang, yang memberikan pandangan baru bagaimana buah paling populer di dunia ini berubah kecokelatan seiring berjalannya waktu.
Baca Juga: Ada 5 Jenis Bubur Wortel yang Menyehatkan Bayi, Begini Cara Pembuatannya
Kemampuan mencegah kulit pisang menjadi kecokelatan bisa menjadi kunci untuk memotong makanan menjadi limbah, menurut studi para peneliti seperti dilansir laman Dailymail.co.uk.
Setiap tahun, 50 juta ton pisang berakhir menjadi limbah makanan, menurut pemimpin studi Oliver Steinbock di Universitas Florida, Amerika Serikat.
“Ketika pisang matang, akan membentuk sejumlah bintik gelap yang dikenal orang sebagai tanda pisang sudah matang,” kata Steinbock.
Baca Juga: Ada 7 Keajaiban pada Brokoli, Nomor 3 Sangat Bermanfaat bagi yang Hobi Merokok
“Namun, proses bagaimana bintik-bintik tersebut dibentuk, tumbuh, dan menghasilkan pola masih sedikit dipahami, hingga sekarang,” tambahnya.
Kulit dan bubur pisang merupakan subjek yang bisa menjadi kecokelatan, karena proses sains yang berbeda.
Daging buah kebanyakan buah-buahan akan berubah kecokelatan saat dipotong dan tidak segera dimakan, tidak hanya pisang, tetapi juga apel.
Ini terjadi karena enzim dalam daging buah bereaksi dengan oksigen di udara, sebuah proses yang dikenal sebagai pencokelatan enzimik.
Namun kulit pisang juga secara berangsur menjadi cokelat saat buah ini disimpan di dalam mangkuk menunggu untuk dimakan.
Hl ini karena kulit pisang mengandung suatu gas yang disebut etilen, yang memecah klorofil, zat yang membuat tumbuhan hijau.
Baca Juga: Anthurium Supernova Kulit Jeruk Diperbanyak Lewat Split Bonggol
Warna cokelat pada pisang ini muncul dari pigmen-pigmen gelap termasuk melanin, yang biasa ditemukan pada rambut dan kulit manusia.
Dalam pisang, pigmen-pigmen ini terbentuk ketika oksigen bereaksi dengan senyawa kimia alami yang disebut fenol dalam kulitnya.
Ketika sebuah pisang menjadi semakin cokelat, kebanyakan patinya berubah menjadi gula, membuatnya menjadi sumber manis alami yang sempurna.
Walaupun begitu, masyarakat cenderung membuang pisang yang sudah cokelat, walaupun masih bisa dimakan dan ideal untuk diolah.
Dari studi diketahui oksigen dari udara memasuki lubang-lubang kecil kulit pisang yang disebut stomata.
Ini bisa menjelaskan mengapa bintik-bintik kecil itu terbentuk dan menyebar, tidak langsung seluruh kulitnya kecokelatan.***