Studi Terbaru: Botol Air Minum Kemasan Penuh dengan Nanoplastik yang Tak Terlihat

9 Januari 2024, 17:57 WIB
Wisatawan mengisi botol plastik dengan air dari air mancur umum di Kastil Sforzesco, di Milan, Italia, 25 Juni 2022. /AP Photo/Luca Bruno

ZONA PRIANGAN - Sebuah penelitian menggunakan mikroskop dengan laser ganda untuk pertama kalinya berhasil mendeteksi hampir seperempat juta butir nanoplastik yang tak terlihat dalam setiap liter air minum kemasan. Para ilmuwan dari Universitas Columbia dan Universitas Rutgers menghitung jumlah dan jenis nanoplastik ini, yang sebelumnya hanya diduga banyak namun tidak diketahui secara pasti.

Dalam penelitian yang dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, para peneliti mengamati lima sampel dari tiga merek air minum kemasan umum dan menemukan tingkat partikel berkisar antara 110.000 hingga 400.000 per liter, dengan rata-rata sekitar 240.000.

Partikel tersebut memiliki ukuran kurang dari satu mikron. Satu inci setara dengan 25.400 mikron, dan sehelai rambut manusia memiliki lebar sekitar 83 mikron.

Baca Juga: Raja Air Kemasan Asal Cina Melengserkan Mukesh Ambani Sebagai Orang Terkaya di Asia

Penelitian sebelumnya lebih fokus pada mikroplastik yang sedikit lebih besar, berkisar antara 5 milimeter hingga satu mikron yang dapat terlihat.

Studi ini menemukan bahwa jumlah nanoplastik dalam air kemasan 10 hingga 100 kali lebih banyak daripada mikroplastik.

Sebagian besar plastik nampaknya berasal dari botol itu sendiri dan membran penyaring osmosis terbalik yang digunakan untuk mencegah kontaminan lain, kata penulis utama studi, Naixin Qian, seorang kimiawan fisik dari Columbia.

Baca Juga: Dampak Buruk Air Mineral dalam Kemasan pada Lingkungan dan Alternatif Ramah Lingkungan

Namun, peneliti belum dapat menjawab pertanyaan besar: apakah nanoplastik tersebut berbahaya bagi kesehatan?

“Hal ini masih dalam tinjauan. Kita tidak tahu apakah ini berbahaya atau seberapa berbahayanya,” kata penulis bersama studi, Phoebe Stapleton, seorang toksikolog dari Rutgers.

Asosiasi Air Minum Kemasan Internasional menyatakan bahwa belum ada metode pengukuran standar dan konsensus ilmiah tentang dampak kesehatan potensial dari partikel nano- dan mikroplastik.

Baca Juga: Saham Coca-Cola Turun 4 Miliar Dolar Amerika Serikat setelah Cristiano Ronaldo Anjurkan Minum Air Mineral

Menurut PBB, dunia "terseret oleh beban polusi plastik, dengan lebih dari 430 juta ton plastik diproduksi setiap tahunnya," dan mikroplastik ditemukan di laut, makanan, dan air minum dunia, termasuk yang berasal dari pakaian dan filter rokok.

Meskipun belum ada kepastian tentang bahaya nanoplastik, para penulis studi mengakui bahwa mereka telah mengurangi konsumsi air minum kemasan mereka setelah melakukan penelitian ini.

Beberapa pakar luar, yang memuji penelitian ini, setuju bahwa masih ada kekhawatiran umum terkait bahaya partikel plastik halus, namun masih terlalu dini untuk menyimpulkan dengan pasti.

Baca Juga: Jersey Liverpool 2020-2021 Menggunakan Bahan Daur Ulang Botol Air Mineral

Beberapa mengatakan bahwa aditif dalam plastik mungkin lebih berbahaya daripada plastik itu sendiri.

Meskipun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, penelitian ini dianggap sebagai perkembangan penting dalam studi tentang plastik di lingkungan dan tubuh manusia.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: AP

Tags

Terkini

Terpopuler