Sebutan China Dianggap Merendahkan, Orang Tiongkok Lebih Suka Kata Chinese

- 1 Maret 2021, 09:06 WIB
Seorang warga China melakukan sembahyang di kelenteng.*
Seorang warga China melakukan sembahyang di kelenteng.* /Reuters/

Baca Juga: Ditanya Sudah Sunat atau Belum, Jawaban Deddy Corbuzier Ini Sangat Menohok

Banyak orang Indonesia-Tionghoa adalah keturunan imigran yang datang dari provinsi Tiongkok seperti Fujian dan Guangdong, yang berpendapat bahwa “China” membawa stigma dan trauma terkait dengan praktik diskriminasi terhadap orang Indonesia-Tionghoa.

Sisi historis

Dalam wawancara tahun 2014, Asvi Warman, seorang sejarawan Indonesia, membenarkan aspek penggunaan kata tersebut, terutama selama pemerintahan Presiden Soeharto dari tahun 1967 hingga 1998.

Baca Juga: Ariel Noah Bikin Pengakuan Mengejutkan, Pernah Melakukan Perbuatan Dosa

Selama periode tersebut, orang Indonesia-Tionghoa diwajibkan untuk mengubah nama mereka menjadi yang terdengar Indonesia atau berisiko dicabut status kewarganegaraannya.

Penggunaan dan pembelajaran bahasa Mandarin juga tidak disarankan, dan Tahun Baru Imlek juga tidak boleh dirayakan dengan cara yang "mencolok".

Pada tahun 1999, setelah jatuhnya Soeharto, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan festival tersebut.

Baca Juga: Ayus Sabyan Memang Pernah Berbuat Apa hingga Nissa Sabyan Bilang: 'Enggak Mau, Gak Suka Gelay'

Hampir dua dekade setelah penggunaan resmi “Tiongkok” dan “Tionghoa”, istilah tersebut masih belum meluas di kalangan masyarakat Indonesia.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah