ZONA PRIANGAN - Kehilangan kesadaran disertai dengan kesulitan bernapas, kehilangan denyut nadi, rasa tidak nyaman di dada, palpitasi, kelemahan, dan kolaps adalah gejala umum dari serangan jantung mendadak. Ini terjadi karena masalah dengan sistem kelistrikan jantung, yang menyebabkan gangguan pada fungsi pemompaan.
Ketidakmampuan untuk memompa menyebabkan penghentian aliran darah dan jika tidak segera diobati, dapat menyebabkan kematian jantung mendadak (sudden cardiac death/SCD). Namun, intervensi medis yang cepat dan tepat dapat meningkatkan kemungkinan bertahan hidup dari SCA (Sudden Cardiac Arrest) dan mencegah SCD.
Dikutip dari NDTV, Sudden Cardiac Arrest (SCA) adalah suatu kondisi di mana jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba yang menyebabkan terhentinya aliran darah secara tiba-tiba di dalam tubuh. Karena itu pasien mungkin sering mengalami ketidaksadaran jika otak tidak menerima darah hingga tiga detik.
Kerusakan ireversibel juga dapat terjadi jika berlangsung selama 2 menit atau lebih. Bisa juga mengakibatkan kematian pasien jika jantung tidak dihidupkan kembali melalui protokol darurat. Inilah sebabnya mengapa bantuan medis segera harus diberikan untuk peluang bertahan hidup yang lebih tinggi.
Orang sering menggunakan SCA dan serangan jantung secara sinonim. Kurangnya pengetahuan yang tepat membuat masyarakat mengabaikan gejala dan mencegah risiko penyakit jantung.
Bagaimana cara mengelola SCA?
Sampai bantuan medis yang tepat tiba, Resusitasi Jantung Paru (RJP) dapat digunakan sebagai tindakan darurat untuk mengelola SCA. Proses ini melibatkan kompresi dada yang membantu pemulihan suplai darah dan pernapasan.