Studi Menjelaskan Mengapa sebelum Tidur Harus Menutup Tirai dan Mematikan Lampu

- 16 Maret 2022, 14:02 WIB
Studi menjelaskan mengapa sebelum tidur harus menutup tirai dan mematikan lampu.
Studi menjelaskan mengapa sebelum tidur harus menutup tirai dan mematikan lampu. /Pixabay.com/manbob86

ZONA PRIANGAN - Menurut sebuah hasil penelitian menyebutkan bahwa situasi kamar tidur yang terang di malam hari sebelum berangkat tidur akan membuat tubuh kita dalam "keadaan waspada", meningkatkan detang jantung ke tingkat yang mendekati detak jantung di siang hari.

Kondisi ini tentunya berimplikasi sebagai faktor risiko untuk kesehatan, termasuk penyakit kardiometabolik seperti diabetes dan serangan jantung.

Penelitian yang dipublikasikan di PNAS, telah dilakukan oleh para ilmuwan dari Northwestern University di Illinois.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Rabu 16 Maret 2022: Nino Menuntut Pengakuan, Hadiah Jadi Masalah, Elsa Terkapar di Lapas

Penelitian tersebut melibatkan sekelompok 20 orang dewasa yang terpapar cahaya sedang pada malam hari guna memahami efek berbahaya yang dapat ditimbulkannya pada tubuh.

Setengah dari peserta disuruh tidur satu malam di ruangan yang remang-remang, diikuti dengan istirahat satu malam lagi dalam intensitas cahaya sedang. Sementara 10 orang dewasa lainnya tidur dalam kondisi intensitas cahaya yang redup selama dua malam berturut-turut.

"Ukuran resistensi insulin (penilaian model homeostatik pagi resistensi unsulin, area insulin 30 menit di bawah kurva [AUC] dari tes toleransi glukosa oral 2 jam) lebih tinggi dalam kondisi cahaya ruangan versus kondisi cahaya redup," kata para peneliti dalam studi, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV.

Baca Juga: Para Supermodel Top Rusia Bungkam Namun Tak Berarti Mereka adalah Cheerleaders-nya Putin

Resistensi insulin adalah ketika sel-sel tubuh tidak merespons hormon pengatur gula dan tidak dapat menggunakan glukosa pada tubuh.

Studi tersebut juga menyebutkan bahwa kelompok yang tidur dalam kondisi cahaya sedang mengalami peningkatan detak jantung, dibandingkan dengan kelompok yang tidur dalam kondisi instensitas cahaya yang redup.

Para ilmuwan juga mengatakan bahwa gangguan pada pola kardiovaskuler normal bisa menjadi berita buruk bagi kesehatan jantung karena tidak mendapatkan istirahat restoratif yang dibutuhkan pada malam hari.

Baca Juga: Wajah Tak Berdosa Tentara Rusia yang Tertangkap, Kini Hanya Bisa Mengutuk Putin sebagai Penipu

Kondisi cahaya dengan intensitas sedang untuk peserta penelitian didefinisikan sebagai 100 lux, unit penerangan internasional.

Satu lux adalah volume cahaya yang dihasilkan oleh satu lilin yang diukur dari jarak satu meter. Di sebagia rumah dan kantor, volume cahaya biasanya antara 50 hingga 500 lux.

Orang dewasa yang turut andil dalam penelitian itu berusia antara 18 dan 40 tahun, memiliki kebiasaan durasi tidur 6,5 hingga 8,5 jam dan kebiasaan tidur mulai pukul 21:00 hingga 01:00.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah