ZONA PRIANGAN - Studi terbaru yang dilakukan oleh peneliti Queen's University Belfast berhasil mengungkap fakta bahwa anjing dapat mendeteksi stres pada manusi lewat penciuman dari aroma keringat dan nafasnya.
Temuan tersebut telah dipublikasikan di PLOS ONE. Penelitian dilakukan oleh peneliti PhD Clara Wilson dan mahasiswa MSc Kerry Campbell di School of Psychology.
Penelitian kali ini di bawah pengawasan Catherine Reeve, dengan dukungan pengumpulan ukuran fisiologis manusia dari Zachary Petzel.
Baca Juga: CEO Pfizer Albert Bourla Terkonfirmasi Postif COVID-19 untuk yang Kedua Kalinya
Studi ini melibatkan empat ekor anjing dari Belfast yakni Treo, Fingal, Jelaga dan Winnie, serta 36 orang.
Peneliti mengumpulkan sampel keringat dan napas dari peserta sebelum dan sesudah mereka mengerjakan soal matematika yang sulit. Peserta melaporkan sendiri tingkat stres mereka sebelum dan sesudah mengerjakan tugas.
Sementara peneliti hanya menggunakan sampel di mana tekanan darah dan detak jantung orang tersebut menunjukkan peningkatan.
Anjing tersebut diajari cara mencari barisan aroma dan memperingatkan peneliti soal sampel yang benar. Sampel stres dan santai kemudian diperkenalkan, tetapi pada tahap ini, peneliti tidak tahu apakah ada perbedaan bau yang bisa dideteksi anjing.