ZONA PRIANGAN - Menurut studi terbaru, anak-anak yang memiliki penyakit defisiensi imun spesifik memiliki kelainan pada gen yang mengatur sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi virus dan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi karena COVID-19.
Studi ini diterbitkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology.
Sebagian besar anak yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 mengembangkan penyakit ringan atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali. Tetapi untuk sebagian kecil, komplikasi serius dapat terjadi.
Baca Juga: Saran Dokter China: Jangan Sentuh Orang Asing untuk Menghindari Cacar Monyet
"Kematian jauh lebih tinggi di antara anak-anak dengan penyakit defisiensi imun primer yang terinfeksi SARS-CoV-2," kata kata Qiang Pan-Hammarstrom, profesor di Departemen Biosains dan Nutrisi, Karolinska Institutet, yang memimpin penelitian.
"Hasil kami menunjukkan bahwa pemeriksaan imunologi dasar dan analisis genetik harus dilakukan pada anak-anak dengan COVID-19 parah atau sindrom multi-inflamasi (MIS-C)," tambahnya.
Lebih lanjut, Pan-Hammarstrom mengatakan bahwa dokter dapat membantu anak-anak itu lewat terapi berdasarkan perubahan genetik.
Baca Juga: Berikut Ini 7 Tips Untuk Sistem Pencernaan yang Lebih Baik Setelah Memasuki Usia di Atas 50 Tahun
"Dokter kemudian akan dapat membantu anak-anak ini dengan terapi yang lebih tepat berdasarkan perubahan genetik mereka," ujarnya.