Hasil Studi: Risiko Tinggi Komplikasi Covid-19 yang Parah pada Anak-Anak dengan Imunodefisiensi

- 19 September 2022, 17:09 WIB
Warga mengenakan masker untuk mencegah penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19), mengantre untuk menerima bantuan dari pemerintah di Jakarta, Indonesia, 16 Juli 2021.
Warga mengenakan masker untuk mencegah penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19), mengantre untuk menerima bantuan dari pemerintah di Jakarta, Indonesia, 16 Juli 2021. /REUTERS/Willy Kurniawan/File Photo

Baca Juga: Inilah Hubungannya Antara Diet dengan Depresi, Begini Cara Mengambil Keuntungannya

"Ini menunjukkan bahwa banyak anak dengan penyakit kekebalan jenis ini tidak dapat menghasilkan antibodi antivirus dan oleh karena itu tidak akan mendapatkan manfaat dari vaksinasi," kata Hassan Abolhassani, asisten profesor di Departemen Biosains dan Nutrisi, Karolinska Institutet, dan penulis pertama studi tersebut. 

Analisis genetik menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen peserta, 28 anak, memiliki mutasi pada gen yang penting untuk pertahanan kekebalan kita, dan itu bisa menjelaskan defisiensi imun mereka.

Mekanisme penting adalah mutasi yang mempengaruhi protein yang mengatur sistem kekebalan tubuh selama infeksi virus, yang dikenal sebagai interferon.

Baca Juga: Berikut Ini Delapan Latihan Ringan Untuk Menurunkan Berat Badan

Analisis respon imun pasien menunjukkan bahwa anak-anak dengan MIS-C memiliki profil imunologi yang berbeda dari profil anak-anak dengan imunodefisiensi primer tetapi tanpa MIS-C.

Studi ini juga mencakup tinjauan literatur, di mana para peneliti secara global menemukan laporan sekitar 1.210 pasien dengan penyakit imunodefisiensi primer dan COVID-19.

Sekitar 30 persen dari mereka adalah anak-anak. Tingkat kematian di antara anak-anak dengan penyakit defisiensi imun primer dan COVID-19 lebih dari delapan persen, dibandingkan dengan sekitar 0,01 persen di antara anak-anak pada populasi umum.

Baca Juga: Moderna Menggugat Pfizer Terkait Vaksin COVID-19

Penelitian ini terbatas pada kasus COVID-19 yang parah, terinfeksi dengan jenis virus asli, dan anak-anak yang tidak divaksinasi. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi pentingnya varian virus dan vaksin yang berbeda pada kelompok pasien ini.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Asian News International (ANI)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x