Gara-gara Rutin Konsumsi Mie Instan dan Kental Manis, Bocah 2 Tahun Asal Pandeglang Ini Kekurangan Gizi

- 30 September 2022, 23:57 WIB
Gara-gara rutin konsumsi mie instan dan kental manis, bocah 2 tahun asal Pandeglang ini kekurangan gizi.
Gara-gara rutin konsumsi mie instan dan kental manis, bocah 2 tahun asal Pandeglang ini kekurangan gizi. /dok. ZonaPriangan/

ZONA PRIANGAN - Orang Tua pada umumnya mendambakan anak yang berprogres tumbuh kembang sehat dengan asupan gizi yang lengkap.

Bekal tumbuh kembang anak yang terpenting adalah pemenuhan gizinya. Sedangkan hal terburuk, jika gizi tak terpenuhi maka akan mengancam kondisi gagal tumbuh.

Seperti halnya dialami oleh Imaz, bocah berusia 2 tahun asal Pandeglang yang merupakan salah satu dari balita dengan pemenuhan gizi yang tidak ideal.

Baca Juga: Sebabkan Stunting dan Gizi Buruk, YAICI dan IBI Jabar Edukasi Masyarakat tentang Bahaya Konsumsi Kental Manis

Di umurnya yang sudah menginjak 2 tahun, berat badan Imaz hanya 9,6 kilogram dan tinggi badan 93,4 centimeter.

Nina, ibu dari Imaz menceritakan alasan dibalik konsumsi mie instan dan kental manis setiap harinya. Mie dan kental manis ini menjadi salah satu alasan Imaz kekurangan gizi.

"Saya memberikan mie instan dan kental manis ke anak saya karena hanya mengandalkan gaji dari suami sebesar Rp750.000 per bulannya. Itu pun tidak cukup buat sehari-hari," ujarnya belum lama ini.

Baca Juga: Bahaya Susu Kental Manis yang di Seduh, Pakar: Tingkatkan Risiko Diabetes, Obesitas, Gizi Buruk dan Stunting

Lebih lanjut Nina menjelaskan bahwa anaknya sangat gemar untuk jajan ke warung membeli mie instan dan kental manis dari pada makan makanan yang bergizi seperti sayur, daging, dan ayam.

Salah satu kader Posyandu Desa Rawasari, Kabupaten Pandeglang, Banten, bernama Ene, memaparkan jika saat pemantauan bulanan anak-anak di wilayah tersebut, berat badan Imaz sempat mengalami peningkatan.

"Sempat naik, tapi abis itu turun lagi karena pemberian makanan bergizi tidak dilakukan secara konsisten," katanya.

Baca Juga: Masih Banyak yang Gunakan Susu Kental Manis dengan Diseduh, Inilah Cara Penggunaan SKM yang Benar

Menurut Ene, selama ini pihaknya melakukan penyuluhan terkait kesehatan. Mulai dari cara pemberian makanan serta cara pemberian susu.

"Kalau bisa mah kental manis itu jangan dikonsumsi gitu. Tapi ya yang namanya dia udah terbiasa minum kental manis ya minum kental manis aja nggak bisa digantikan yang lain," ungkapnya.

Hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan mencatat 24,5% bayi usia di bawah 5 tahun (balita) di Provinsi Banten mengalami stunting pada 2021.

Baca Juga: 142 Cerita Edukasi Gizi dan Fakta Kental Manis Karya Guru PAUD Siap Dibukukan YAICI dan Himpaudi

Kabupaten Pandeglang tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Banten, yakni mencapai 37,8% pada tahun lalu.

Tingginya angka stunting di Pandeglang ini disebabkan oleh tingkat ekonomi masyarakatnya yang rendah.***

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x