ZONA PRIANGAN – Binatang buas dan reptil adalah di antara yang terbayang bagi orang asing bila mendengar kata Kashmir. Seperti tempat-tempat lain di India, Kashmir memiliki masalah konflik antara manusia dan binatang liar.
Dan itu telah digeluti Aaliya Mir, seorang konservasionis alam liar, selama lebih dari satu setengah dekade.
Aaliya, kepala program dan petugas edukasi di Wildlife SOS, yang juga merupakan wanita pertama penyelamat alam liar dari Kashmir.
Lulus dari pascasarjana Sains dan Matematika, Aaliya mulai menghubungkan dirinya dengan organisasi non pemerintah (NGO) sebagai seorang sukarelawan ketika ia masih sebagai mahasiswa.
“Bermula dari suamiku, seorang dokter hewan, yang membuka dunia ini bagi saya. Ia telah bekerja dengan Wildlife SOS dan juga memperkenalkan saya dengan bidang ini," ujar Aaliya.
"Sekitar 2004, saya mulai menjadi sukarelawan Wildlife SOS untuk berbagai hal seperti kampanye, pengumpulan dana, dan merawat binatang terlantar," tuturnya.
"Saya bergabung dengan NGO sebagai pekerja penuh pada 2006," cerita Aaliya kepada Indiatimes.
Ini terjadi ketika ada konflik manusia-binatang, terutama melibatkan beruang, yang meningkat di lembah ini, dengan kehilangan di kedua belah pihak.
“Pada Januari 2006, seekor beruang tersesat ke permukiman manusia dan dibunuh. Ini peristiwa yang cukup mengguncang saya. Salah satu kerja pertama kami adalah mensurvei penyebab meningkatnya konflik manusia-binatang dan mitigasinya," ungkapnya.
"Pada 2006, kami juga meluncurkan upaya penuh penyelamatan dan rehabilitasi hewan-hewan terluka,” ucapanya.
Sejak itu, Aaliya telah menyelamatkan beruang hitam, beruang coklat Himalaya, burung-burung, macan tutul dan mamalia lainnya.
Namun ia paling dikenal sepak terjangnya dengan ular. Bertahun-tahun, ia telah menyelamatkan ular dari tempat-tempat yang tak diinginkan.
Seperti dapur, lapangan, taman dan toilet pemukiman, bangunan dan kantor pemerintah, sekolah dan universitas, dan dari dalam ban dan mesin kendaraan.
Salah satu yang pernah menjadi kepala berita ketika tim Wildlife SOS, yang diketuainya, menyelamatkan ular beludak Levantine, ular dengan bisa paling mematikan, dari tempat tinggal Kepala Kementerian dalam operasi selama satu jam dan dengan aman melepaskan kembali ke alam liar.
"Reptil ini merupakan salah satu ular beludak paling berat yang pernah dihadapi dengan bobot sekitar 2 kg,” kata Aaliya.
Menurutnya, itu merupakan tugas mudah dan tidak mudah, khususnya di hari-hari pertama, untuk mengatasi ketakukan akan ular dan binatang buas.
"Sekali anda mulai bekerja lebih dekat dengan hewan dan reptil ini serta mengetahui lebih banyak, ketakutan akan pergi dengan sendirinya.
Saya telah melihat beruang, macan tutul, ular dan burung begitu dekat, dan mereka memberi saya perasaan khusus.
"Saya percaya Yang Maha Kuasa telah memberi saya kesempatan untuk melayani hewan-hewan ini,” kata Aaliya.***