ZONA PRIANGAN – Reaksi alergi yang berat terhadap vaksin corona sangat jarang terjadi menurut otoritas kesehatan di Amerika Serikat.
Di mana di Amerika Serikat lebih dari 11 juta orang kini telah menerima sekurangnya satu dosis vaksin Covid-19.
Menurut sebuah laporan yang dipublikasikan minggu lalu oleh Pusat Pencegahan dan Kendali Penyakit, Amerika Serikat (CDC), 21 orang diketahui menderita anafilaksis.
Baca Juga: Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Begini Kondisi Wakil Gubernur Jabar
Hal ini terjadi setelah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 di minggu pertama.
Menurut laporan tersebut, sebanyak 1,9 juta orang telah divaksin, dan terjadi angka reaksi alergi berat sebanyak 11,1 kasus per satu juta dosis penggunaan vaksin.
Sejak laporan final, sekurangnya delapan lebih kasus anafilaksis yang berkaitan dengan vaksin telah terkonfirmasi di AS.
Baca Juga: Jangan Percaya Rumor dan Mitos, Vaksin Corona Tidak Mempengaruhi Kesuburan Wanita
Kasus anafilaksis ini terjadi ketika jutaan lebih warga AS menerima suntikan pertama Covid-19.
“Tentu saja, kita semua berharap bahwa vaksin-vaksin tersebut memiliki nol kejadian merugikan. Namun bahkan pada 11 kasus per sejuta dosis yang tercatat, vaksin ini sangat aman,” kata Nancy Messonnier, direktur Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernafasan Nasional AS dalam sebuah pengarahan singkat yang dikutip Zonapriangan.com dari laman abc.net.au, belum lama ini.
Baca Juga: Jangan Kaget! Efek Samping Vaksin COVID-19, Kelelahan Hingga Sakit Kepala
Anafilaksis yang menjadi efek vaksinasi ini adalah jenis reaksi alergi yang cukup berat, namun sangat jarang terjadi.
CDC menaksir angka anafilaksis setelah vaksinasi Covid-19, 11,1 kasus per 1 juta dosis.
Hal ini adalah lebih tinggi dari vaksin flu yang mencapai 1,3 kasus per sejuta dosis.
Baca Juga: Jubir Satgas Penanganan Covid-19: Warga yang Menolak Vaksinasi akan Dapat Sanksi
"Tampaknya lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin flu, namun saya ingin meyakinkan ini masih hasil yang jarang,” ucap Dr Messonnier.***