Luar Biasa! Vaksin Corona Ini Diklaim Punya Tingkat Efektifitas Lebih dari 90% dan Tanpa Efek Samping

3 Februari 2021, 12:08 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pixabay/torstensimon

ZONA PRIANGAN - Gelombang kedua kedatangan bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac dari China kembali diterima oleh Indonesia.

Kiriman sebanyak 10 juta dosis vaksin, diterima pada tanggal 2 Februari 2021.

Sebelumnya pada tanggal 12 Januari 2021, telah menerima bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac sebanyak 15 juta dosis.

Baca Juga: Lima Merchant ShopeePay Terbaru Minggu ini Siap Dukung Hobi Kamu

Baca Juga: Lanjutan Ikatan Cinta 3 Februari 2021: Cerai atau Tidak, Al Hanya Ingin Membahagiakan Andin, Elsa Blingsatan!

Menghadapi virus Corona yang telah menyebabkan diberlakukannya pandemi di seluruh dunia ini, sejumlah negara terus berlomba-lomba untuk membuat vaksin Corona yang paling efektif.

Beberapa vaksin Corona yang sudah diuji dan terbukti tingkat keefektifannya yaitu vaksin Pfizer, Moderna, Sinovac dan masih banyak lagi.

Sebagaimana diberitakan zonajakarta.com sebelumnya dalam artikel: Tak Main-Main, Rusia Ciptakan Vaksin Corona Tanpa Efek Samping dan Tingkat Efektifitas Lebih dari 90%!

Baca Juga: Efektifitas Vaksin Corona Johnson & Johnson Capai 66 Persen, Terbaik Bagi Afrika Selatan Lawan Strain Mutan

Negara Indonesia sendiri telah menggunakan vaksin Corona Sinovac pada program vaksinasi yang telah dimulai pada 13 Januari 2021 lalu.

Kali ini giliran negara Rusia yang membuat vaksin Corona.

Melansir dari mirror.co.uk, vaksin yang dibuat Rusia ini terbukti 91,6% efektif melawan virus Corona pada percobaannya.

Baca Juga: Cair pada Februari 2021, Lakukan Cara Ini untuk Subsidi Listrik Gratis, Kartu Sembako dan Bansos BST

Tak hanya itu, vaksin yang dibuat oleh Rusia ini tidak memiliki efek samping selama diuji.

Nama vaksin tersebut adalah Gam-COVID-Vac (Sputnik V).

Dalam uji coba tahap ketiga, tingkat efektifitas dapat mencapai 91,6% jika diberikan sebanyak dua dosis.

Baca Juga: Harganya Bikin Kantong Jebol Tapi Tetap Dicari Orang, Ini Tanaman Hias Philodendron yang Unik

Hasil penelitian yang telah dimuat dalam The Lancet dengan jumlah responden hampir 20.000 peserta, tiga perempat diantaranya menerima vaksin dan seperempatnya menerima plasebo.

Suntikan yang diberikan yaitu dua bagian vaksin yang terdiri daridia vektor adenovirus, rekombinan tipe 26 adenovirus manusia (rAd26-S) dan rekombinan tipe 5 adenovirus manusia (rAd5-S) yang telah dimodifikasi untuk menunjukkan lonjakan protein SARS-CoV-2.

Adenovirus dalam vaksin ini juga telah dilemahkan sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit.

Baca Juga: Biasa Minum Kopi Instan Sachetan, Ketahui Ini 8 Bahayanya, Nomor 5 Tinggi Risikonya

Dalam percobaan untuk menguji vaksin ini, responden disuntik satu dosis rAd26-S.

Setelah 21 hari, maka responden akan disuntik lagi dengan satu dosis rAd5-S untuk mempercepat vaksinasi.

Menurut para peneliti, menggunakan vektor adenovirus yang berbeda untuk mempercepat vaksinasi mungkin bisa membantu menciptakan respon imun yang lebih kuat jika dibandingkan dengan penggunaan vektor yang sama.

Baca Juga: Raffi Ahmad Hadir di Istana untuk Divaksin Corona Pagi Ini Bareng Jokowi, Kenapa Harus Dia?

Hal ini disarankan untuk mencegah risiko timbulnya sifat resisten sistem imun terhadap vektor awal.

Peneliti Rusia menyebutkan bahwa vaksin yang mereka ciptakan telah menunjukkan tingkat efektifitas yang sangat tinggi pada responden dengan usia 18 tahun atau lebih.

Selama percobaan, tercatat ada 4 kasus kematian, 3 dalam grup vaksin dan 1 dalam grup plasebo.

Baca Juga: Tanaman Hias Langka yang Diburu Para Pecinta Bunga di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia

3 kasus kematian dalam grup vaksin diduga responden sudah terinfeksi virus Corona sebelum disuntik vaksin.

Sementara itu, satu kasus kematian dalam grup plasebo berkaitan dengan stroke.

Jadi, tidak ditemukan adanya kasus kematian yang berkaitan dengan vaksinasi.*** (Novita Putri / zonajakarta.com)

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler