Serangan yang Mematikan, Delapan Orang yang Sedang Shalat Tarawih Tewas Tertembus Peluru

18 April 2021, 22:24 WIB
Ilustrasi penembakan.* / Pixabay /Mohamaed Hassan

ZONA PRIANGAN - Tragis, delapan nyawa melayang saat melaksanakan shalat tarawih.

Serangan menggunakan senjata api itu terjadi di sebuah masjid Kota Jalalabad, Provinsi Nangarhar, Afghanistan.

Dilaporkan lantai masjid penuh darah dari korban yang tewas. Beberapa dinding masjid ada bekas peluru.

Baca Juga: Sipir Wanita Penjara Kelas C Melahirkan Anak dari Hubungan Gelap dengan Napi Perampokan di Ruang Gym

Baca Juga: Nissa Positif Hamil 4 Bulan, Berikan Suport Kepada Sabyan Gambus untuk Tidak Bubar

Delapan korban diketahui masih satu keluarga. Sementara pelaku masih dalam penyelidikan.

Pihak berwenang menyebutkan, serangan itu sudah direncanakan. Semua korban merupakan bagian target.

Gubernur Nangarhar Ziaulhaq Amarkhil mengungkapkan, latar belakang pembunuhan itu terjadi karena sengketa tanah.

Baca Juga: Ramalan Kiamat Versi Yahudi, Rusia Perang Lawan Ukraina Kemudian Menyerang Turki

Baca Juga: Bhutan Negara Unik, Melarang Warganya Miskin dan Pernah Menolak Kehadiran Internet

“Ini adalah serangan yang ditargetkan dan informasi awal menunjukkan sengketa tanah adalah alasannya,” kata Amarkhil kepada Al Jazeera.

Bentrokan atas sengketa tanah biasa terjadi di Afghanistan. Apa yang disebut pertikaian berdarah bisa berlangsung selama beberapa dekade.

Sengketa tanah terus terjadi dan berlanjut secara turun-temurun dalam siklus kekerasan.

Baca Juga: Dulu Waktu di Bumi Bukan 24 Jam per Hari tapi 21,9 Jam, Ini Penjelasannya

Baca Juga: Peringatan bagi Pengguna Narkoba, Dampaknya Alat Kelamin Bisa Membusuk

April lalu, sedikitnya enam anggota suku tewas dan hampir 20 lainnya cedera dalam bentrokan bersenjata.

Motifnya sama atas sengketa tanah dan pertempuran itu berlangsung selama beberapa hari.

Nangarhar, merupakan benteng pertahanan kelompok Taliban dan ISIL (ISIS), kaya akan dataran dan merupakan salah satu daerah terpenting untuk pertanian di Afghanistan.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler