ZONA PRIANGAN - Komisi Eropa mengumumkan rencana pada Rabu, 15 September 2021 untuk 'ekosistem' pembuatan chip baru, guna menjaga Uni Eropa yang kompetitif dan mandiri setelah kekurangan semi-konduktor global, menunjukkan bahaya dengan mengandalkan pemasok dari Asia dan AS.
"Digital adalah masalah yang membuat-atau-hancurkan," kata Presiden Komisi Ursula von der Leyen dalam pidato kebijakan di Parlemen Eropa di Strasbourg, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, akhir pekan lalu.
"Kami akan menghadirkan European Chips Act yang baru. Tujuannya adalah untuk bersama-sama menciptakan ekosistem chip Eropa yang canggih, termasuk produksi. Itu memastikan keamanan pasokan kami dan akan mengembangkan pasar baru untuk teknologi Eropa yang inovatif," tambahnya.
Baca Juga: Reaktor Yongbon Aktif Kembali, Dukung Produksi Senjata Nuklir Korea Utara Sebesar 25 Persen
Kekurangan semi-konduktor telah menimbulkan salah satu risiko terbesar bagi kebangkitan Uni Eropa dari dampak pandemi corona.
Komisi tahun lalu mengumumkan rencana untuk menginvestasikan seperlima dari dana pemulihan corona sebesar EUR 750 miliar atau sekitar Rp12.578 triliun dalam proyek digital.
Von der Leyen menyesalkan ketergantungan Uni Eropa pada chip buatan Asia dan berkurangnya bagiannya dalam rantai pasokan, mulai dari desain hingga kapasitas produksi.
Baca Juga: Yahudi Tidak Takut Taliban, Khawatirkan Warganya Diculik ISIS-K atau Alqaeda
Namun, rintangan untuk membangun kemampuan chip Eropa termasuk mendapatkan bahan baku dan keengganan oleh perusahaan untuk melakukan investasi besar-besaran kecuali mereka dapat menjalankan pabrik dengan kapasitas penuh untuk meningkatkan keuntungan mereka.***