Sejumlah Pejuang Taliban Mengalami Pelecehan Seksual di Penjara Bagram

23 September 2021, 13:07 WIB
Narapidana sebelumnya dan pejuang Taliban memeriksa kursi yang digunakan untuk menyiksa tahanan di Penjara Bagram.* /Aljazeera /Agnieszka Pikulicka-Wilczewska

ZONA PRIANGAN - Guantanamo merupakan penjara yang mengerikan dan dikelola pemerintah Amerika Serikat.

Namun di Afghanistan ada juga penjara yang disetarakan dengan Guantanamo, namanya Fasilitas Penahanan Parwan, yang dikenal sebagai Bagram.

Para pejuang Taliban menyebut Bagram sebagai Guantanamo-nya Afghanistan. Sejumlah pejuang Taliban dijebloskan ke Bagram.

Baca Juga: Mahasiswa Kedokteran Asal Afghanistan Sebut Taliban Bisa Menembak Orang Seperti Burung

Mereka yang menghuni Bagram tidak hanya mendapat penyiksaan, tapi juga sering dilecehkan hingga merasa tidak seperti lelaki.

Saat pemerintah Afghanistan jatuh dan pasukan NATO hengkang, para tahanan Bagram termasuk pejuang Taliban melarikan diri.

Seorang anggota Taliban yang 'menikmati' Bagram, yakni Hajimumin Hamzah. Dia banyak mengingat hal-hal yang mengerikan di penjara tersebut.

Baca Juga: CIA Mencium Kebangkitan Alqaeda di Afghanistan Setelah Taliban Berkuasa, Waspadai Kamp Pelatihan Teroris

Hari ini, pria berjanggut berusia 36 tahun dengan sorban hitam dan pakaian tradisional dua potong itu melongok kembala penjara Bagram.

Hajimumin Hamzah menjadi pemandu bagi sesama pejuang Taliban di tempat yang namanya lebih suka dia lupakan. Matanya berhenti di kursi soliter yang berdiri di jalan setapak.

“Mereka biasa mengikat kami ke kursi ini, tangan dan kaki kami, dan kemudian menyetrum kami," kenang Hajimumin Hamzah.

Baca Juga: Wali Kota Kabul yang Ditunjuk Taliban Langsung Merumahkan Semua Pegawai Perempuan

Menurut Hajimumin Hamzah, sipir penjara Bagram sudah terbiasa melakukan pemukulan terhadap tahanan.

Hajimumin Hamzah menceritakan penyiksaan yang dia alami selama penahanannya di penjara Bagram antara 2017 dan awal jatuhnya Kabul bulan lalu.

Dikutip Aljazeera, Amerika Serikat mendirikan Bagram pada akhir tahun 2001 untuk menampung para pejuang Taliban yang memberontak.

Baca Juga: Takut Kekuasaan Taliban, Dokter Gigi Muda Itu Jatuh dari Pesawat dan Tewas di Atap Rumah Warga Kabul

Fasilitas yang terletak di dalam pangkalan udara Bagram di Provinsi Parwan dimaksudkan untuk sementara.

Tapi ternyata sebaliknya. Itu menampung lebih dari 5.000 tahanan sampai pintunya dibuka paksa, beberapa hari sebelum Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus.

Pada tahun 2002, setelah kematian dua tahanan Afghanistan dalam tahanan, pusat itu berada di bawah pengawasan dan tujuh tentara Amerika menghadapi dakwaan.

Baca Juga: Akun Kuda Poni Pertontonkan Live Streaming Perempuan Telanjang, Polsek Denpasar Langsung Tangkap Pelaku

Namun pelecehan, bagaimana pun, terus berlanjut dan segera menjadi bagian dari "buku pegangan Bagram".

Hamzah mengingat lebih dari sekadar sengatan listrik. Menggantung terbalik selama berjam-jam sering dia jalani.

Air dan gas air mata dituangkan ke tahanan yang sedang tidur dari jeruji di langit-langit sel. Kurung dalam sel kecil tanpa jendela selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan tanpa lampu.

Baca Juga: Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau Diterpa Skandal Foto Memalukan

“Ada banyak bentuk penyiksaan yang berbeda, termasuk pelecehan seksual. Mereka menggunakan perangkat untuk membuat kita tidak menjadi laki-laki,” kata Hamzah.

“Secara psikologis sulit bagi saya untuk mengingat semua yang terjadi. Penyiksaan sebagian besar dilakukan oleh orang Afghanistan, terkadang orang Amerika. Tapi pesanan datang dari AS," ungkapnya.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler