Taliban Mulai Kesal Terhadap Amerika Serikat yang Masih Mengoperasikan Drone di Afghanistan

29 September 2021, 20:18 WIB
Ilustrasi pesawat tak berawak (drone).* /Pixabay /Herney Gómez

ZONA PRIANGAN - Taliban mulai kesal terhadap Amerika Serikat yang masih menerbangkan pesawat tak berawak (drone) di Afghanistan.

Taliban mengingatkan bakal ada konsekuensi yang ditanggung Amerika Serikat jika tetap mengoperasikan drone.

"AS telah melanggar semua hak dan hukum internasional serta komitmennya yang dibuat untuk Taliban di Doha, Qatar," pernyataan Taliban di Twitter.

Baca Juga: Seorang Guru Cantik dan Baik Hati Tewas Menabrak Truk Pengaduk Semen, Pihak Keluarga Donorkan Tubuhnya

“Kami menyerukan kepada semua negara, terutama Amerika Serikat, untuk memperlakukan Afghanistan sesuai dengan hak, hukum, dan komitmen internasional,” kata Taliban.

Para pejabat AS tidak segera menanggapi permintaan tersebut, yang dapat berimplikasi pada rapuhnya hubungan antara Washington dan Taliban.

Sejak Taliban kembali berkuasa, AS pada umumnya menerapkan kebijakan keterlibatan dan kerja sama sementara.

Baca Juga: Google Maps Tangkap Pasangan yang Bermain Seks di Belakang Tembok Gudang Manchester

Di sisi lain, Amerika Serikat tetap tidak mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan.

Ada kesan Amerika Serikat belum bisa melupakan Afghanistan sepenuhnya, apalagi sekarang melihat ada kebangkitan Alqaeda dan ISIS-K.

Para pejabat AS berulang kali mengatakan, AS akan mempertahankan kemampuan "over-the-horizon" dalam menanggapi ancaman di Afghanistan.

Baca Juga: Modus Suami, Pura-pura Memotret Istri Ternyata Merekam Wanita Lain yang Mengenakan Bikini

Pengamat mengatakan bahwa strategi akan bergantung pada pemantauan intelijen berbasis teknologi dan serangan yang diluncurkan dari luar negeri.

Masih belum jelas bagaimana AS akan menavigasi strategi dalam menghadapi oposisi Taliban, lapor Aljazeera.

AS berpendapat bahwa tindakan tersebut dibenarkan di bawah hukum internasional ketika pemerintah "tidak mampu atau tidak mau" untuk mengatasi ancaman dari kelompok-kelompok yang beroperasi.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler