Ancaman Serangan Nuklir China Kepada Amerika Serikat Bisa Memicu Perang Dunia

12 Oktober 2021, 05:35 WIB
Video propaganda negara menunjukkan rudal hipersonik Beijing yang mampu membawa hulu ledak nuklir.* /China Aerospace Science and Technology Corporation/

ZONA PRIANGAN - Sam Armstrong, dari Henry Jackson Society mengatakan, China dan Ameriksa Serikat (AS) terkunci dalam perang dingin.

Hubungan antara Washington dan Beijing makin memburuk dan kini China sudah berani mengeluarkan ancaman serangan nuklir.

"Saat China membuat ancaman nuklir ke Amerika Serikat, kita berdiri di jurang perang dunia," ujar Sam Armstrong kepada The Sun.

Baca Juga: Sebelum Menyerang Taiwan, China Akan Mencaplok Kepulauan Pratas Dulu

"Konflik antara China dan Amerika Serikat akan menjadi konflik paling dahsyat yang pernah kita lihat," tambahnya.

Ketegangan China dan AS, dimulai dari tuduhan Washington bahwa Beijing ingin mendominasi perdagangan internasional hingga virus corona.

Percik-percik perang itu makin meletup dengan kondisi di Laut China Selatan, dimana China tidak mengakui kedaulatan Taiwan, Malaysia, dan Indonesia.

Baca Juga: Jika Perang Pecah di Taiwan, China Terapkan Taktik Pertama Menghabisi Dulu Tentara Amerika Serikat

China sering menganggap Taiwan sebagai "pemberontak" dan telah berulang kali bersumpah untuk mengambilnya kembali dengan paksa jika perlu.

Diperkirakan bahwa deklarasi kemerdekaan resmi Taiwan akan menjadi pemicu kemungkinan konflik besar.

Lebih dari 100 jet tempur memasuki wilayah udara Taiwan hanya dalam tiga hari pekan lalu, memicu kekhawatiran bahwa Beijing akan mampu melakukan serangan skala penuh.

Baca Juga: Untuk Lumpuhkan Taiwan, China Gunakan Rudal Carrier Killer dan Pesawat Dewa Perang di Langit

Armstrong mengatakan: “Apa yang dilakukan China saat ini tidak bertanggung jawab, berbahaya dan mengancam perang bersenjata yang masif dan mematikan.

"Risiko konflik yang sangat nyata bukan hanya ancaman di atau sekitar Taiwan, tetapi juga bagi orang-orang yang tinggal di AS, sekutunya, dan Eropa."***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler