Beijing Mengutuk Kerusuhan Anti-China di Kepulauan Solomon dengan Membakar Distrik Chinatown

26 November 2021, 21:51 WIB
Ilustrasi kawasan Chinatown.* /Pixabay /Adrian Malec

ZONA PRIANGAN - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian pada hari Jumat mengutuk kerusuhan yang berujung pada pembakaran China Town di Kepulauan Solomon.

Zhao Lijian pun menegaskan dukungan Beijing untuk pemerintah Kepulauan Solomon untuk menjalankan demokrasi.

Dia mengatakan China mengambil langkah-langkah untuk melindungi keselamatan dan hak-hak rakyat dan institusi China di negara itu.

Baca Juga: Manasseh Sogavare: Pembakar Distrik Chinatown Tidak Bisa Menunjukkan China atau Taiwan di Peta

"Kami percaya bahwa di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Manasseh Sogavare, pemerintah Solomon dapat memulihkan ketertiban dan menstabilkan situasi internal sesegera mungkin," katanya.

"Pembentukan hubungan diplomatik dengan Beijing telah memenangkan dukungan tulus dari rakyat, dan setiap upaya untuk merusak perkembangan normal hubungan China-Salomon adalah sia-sia,” ujar Zhao.

Seperti diketahui, pengunjuk rasa anti-China di ibu kota Honiara menjarah dan membakar toko-toko di Distrik Chinatown.

Baca Juga: Pembakaran Distrik Chinatown di Kepulauan Solomon Dipicu Keluhan Warga Pulau Malaita

Pengunjuk rasa yang diduga warga Pulau Malaita mengeluhkan pemerintah yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan beralih ke China.

Mereka juga merasa perusahaan China memilih pekerja asing ketimbang penduduk lokal.

Untuk meredakan kerusuhan, Pemerintah Kepulauan Solomon memberlakukan jam malam dan minta bantuan tentara Australia.

Baca Juga: Kerusuhan Anti-China di Solomon, Salah Satunya Dipicu Tenaga Lokal Tidak Terserap Perusahaan China

Australia memiliki sejarah membantu Kepulauan Solomon, melangkah masuk setelah bertahun-tahun kekerasan etnis berdarah yang dikenal sebagai "ketegangan" pada tahun 2003.

Polisi internasional yang dipimpin Australia dan kekuatan militer yang disebut Misi Bantuan Regional ke Kepulauan Solomon membantu memulihkan perdamaian dan meninggalkan pada tahun 2017.

"Personel Australia diperkirakan akan siap selama beberapa minggu," menurut Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne.

Baca Juga: Kerusuhan Anti-China Meledak, Warga Menjarah dan Membakar Toko di Kawasan Chinatown, Tentara Turun Tangan

Payne mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa dia tidak memiliki indikasi bahwa negara lain telah memicu kerusuhan.

"Kami belum mengindikasikan itu sama sekali," kata Payne yang dikutip ABC News.

Australia tidak membantu dalam perlindungan Parlemen Nasional dan gedung-gedung eksekutif, sebagai tanda bahwa Australia tidak mengambil sisi politik.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: ABC News

Tags

Terkini

Terpopuler