Protes Kenaikan Harga Gas, Pengunjuk Rasa Membakar Istana Presiden dan Membobol ATM

6 Januari 2022, 04:03 WIB
Ilustrasi pembobolan mesin ATM.* /Pixabay /Teguhjati Pras

ZONA PRIANGAN - Protes kenaikan harga gas menyulut pembakaran Istana Presiden di Kota Almaty, Kazakhstan.

Pengunjuk rasa yang berdemonstrasi pun jadi brutal, merusak beberapa gedung pemerintahan.

Rekaman yang beredar secara online menunjukkan pengunjuk rasa menyerang petugas polisi dan prajurit militer.

Baca Juga: Sunny Leone Tetap Dikenal Sebagai Bintang Porno, Video Madhuban Mein Radhika Mengundang Kontroversi

Bahkan beberapa pengunjuk rasa menyerang petugas keamanan dengan mengambil senjata api mereka dalam prosesnya.

Pihak berwenang Kazakhstan telah memberlakukan keadaan darurat di seluruh negeri dalam upaya untuk mengatasi situasi.

Presiden Kassym Jomart Tokayev mencapai langkah-langkah pembersihan pada Rabu malam, beberapa jam setelah mengatakan dia bermaksud untuk bertindak “sekeras mungkin” pengunjuk rasa.

Baca Juga: Parah, Hakim Cantik Ini Terekam Berciuman dan Membela Pembunuh Polisi agar Dikurangi Hukumannya

Keadaan darurat sangat memperluas kekuatan polisi dan militer negara itu, serta memungkinkan dijatuhkannya hukuman berat.

Semalam, keadaan darurat diumumkan di beberapa bagian negara itu, termasuk kota terpadat di negara itu, Almaty.

Bekas ibu kota telah dicengkeram oleh kerusuhan sepanjang hari, dengan pengunjuk rasa menyerbu beberapa gedung pemerintah, termasuk istana presiden lama, dan membakarnya.

Baca Juga: Seorang Wanita Nekat Cuma Pakai Kutang dan Celana Dalam saat Antri Beli Eskrim, Bajunya Dijadikan Masker

Dalam upaya meredakan suasana dan membubarkan pengunjuk rasa, polisi menembakkan granat gas air mata dan meriam air.

Banyak toko, termasuk yang menjual senjata, dilaporkan telah digeledah, dan perusuh di Almaty dilaporkan telah membobol ATM.

Bandara internasional kota juga telah diserbu oleh pengunjuk rasa yang kejam, dan operasinya saat ini ditangguhkan.

Baca Juga: Pendeta Bingung, Ketika Mempelai Wanita Muntah, Pingsan dan Buang Air Besar di Ritual Pernikahan

Gelombang protes massa yang sedang berlangsung dipicu oleh kenaikan dua kali lipat harga bahan bakar gas cair pada awal tahun baru.

Bahan bakar telah disubsidi selama bertahun-tahun, menjadi sangat populer, namun pemerintah memutuskan kebijakan itu tidak lagi berkelanjutan, akhirnya membiarkan pasar menentukan harga.

Protes harga bahan bakar dimulai di barat daya negara itu, segera meluas ke wilayah lain, lapor rt.com.

Baca Juga: Jualan Bala-bala Sangat Menguntungkan, di Pasar Malam New York Harganya Bisa Rp70 Ribu

Kerusuhan tumbuh semakin politis dalam hitungan hari, segera berputar menjauh dari kegemparan harga gas asli.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: RT.com

Tags

Terkini

Terpopuler