Ukraina Membunuh 18.000 Tentara Rusia, Moskow Klaim Cuma 498 Orang, Data Baru dari Tabloid Ada 10.000 Orang

22 Maret 2022, 17:44 WIB
Konvoi bus dengan tanda 'V' putih untuk Belarus difilmkan di Kota Homel untuk pengangkutan mayat tentara Rusia.* /The Sun/

ZONA PRIANGAN - Angka pasti kematian tentara Rusia selama invasi di Ukraina memang masih simpang siur.

Ukraina sempat mengklaim telah membunuh 18.000 tentara Kremin. Namun Moskow merilis kematian tentara mereka cuma 498 orang.

Namun yang mengejutkan, tabloid pro-Vladimir Putin, Komsomolskaya Pravda mengungkap kematian tentara Rusia sudah mencapai 10.000 orang.

Baca Juga: Drone Bunuh Diri KUB-BLA Milik Rusia Beredar di Ukraina, Sengaja Menabrak Target hingga Meledak

Tabloid tersebut menyebut, angka-angka kematian tentara Kremlin itu diperoleh oleh pejabat pertahanan Rusia.

Tak lama kemudian, enta mendapat tekanan atau apa, Komsomolskaya Pravda menghapus angka kematian tentara Rusia dalam artikelnya.

Selain telah banyak kehilangan tentaran, Rusia pun mengalami kerugian besar dengan jatuhnya pesawat, helikopter dan meledaknya tank baja.

Baca Juga: Rusia Tidak Belajar dari Pengalaman, Kini Tank Kremlin Jadi Santapan Panzerfaust 3-IT dari Jerman

Akibatnya, akibatnya invasi yang hampi berjalan sebulan ke Ukraina berjalan tidak sesuai dengan target.

Pasukan Vladimir Putin terus melakukan penembakan berat yang pada gilirannya menyebabkan banyak korban jiwa warga sipil.

Ribuan orang telah tewas tetapi Rusia juga menderita kerugian besar melawan tentara Ukraina yang sangat termotivasi untuk mempertahankan tanah airnya, lapor Mirror.

Baca Juga: Ukraina Makin Hancur Melihat Gelagat Rusia Menyerang dengan Nuklir dari Wilayah Belarus

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa tidak mungkin merundingkan untuk mengakhiri perang di negaranya tanpa bertemu dengan Putin.

Zelensky mengatakan kepada jaringan televisi publik Eropa bahwa pertemuan semacam itu dapat membahas masa depan wilayah Ukraina yang diduduki, tetapi lebih banyak waktu akan diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Dia juga mengulangi pengakuannya yang dibuat awal bulan ini bahwa Ukraina sekarang tidak dapat mengamankan keanggotaan NATO.

Baca Juga: Penyaji Koktail di Superyacht Scheherazade Milik Vladimir Putin Bisa Jadi Seorang Agen Rahasia

Zelensky telah mengupayakan pertemuan dengan Putin selama hampir satu tahun, tetapi pemimpin Rusia itu menolak dan malah menuntut presiden Ukraina menyelesaikan "perang saudara" negaranya dengan wilayah-wilayah separatis yang terkait dengan Moskow.

Sejak pasukan Rusia masuk ke Ukraina bulan lalu, Zelensky telah mengeluarkan seruan yang semakin mendesak untuk pembicaraan guna mengakhiri pertempuran.

Pekan lalu dia menyerukan pertemuan cepat sehingga Rusia dapat membatasi kerugian yang disebabkan oleh kesalahannya.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler