Roket Ukraina Hantam Kereta Api Pengangkut Senjata Moskow, Patrushev: Perang Berkembang Rusia Melawan NATO

11 Januari 2023, 10:28 WIB
Api yang membakar kereta api Rusia memicu ledakan cukup keras di Kherson, Ukraina.* /Ukrainian Intelligence Main Directorate/

ZONA PRIANGAN - Tentara Ukraina menghadang pasokan senjata untuk pasukan Vladimir Putin di Melitopol.

Mendapat informasi, adanya pengiriman kendaraan perang, senjata, dan amunisi untuk pasukan Kremlin di garis depan, pejuang Kiev melakukan serangan terhadap jalur kereta api.

Artileri dari militer Ukraina berhasil merusak bagian belakang gerbong kereta api pengangkut senjata perang Rusia.

Baca Juga: Tentara Ukraina di Ambang Kehancuran, Pasukan Vladimir Putin Didukung Grup Wagner Mulai Masuk ke Soledar

Kereta api Moskow tersebut akhirnya tidak melanjutkan perjalanan. Mereka melakukan perubahan manuver pengangkutan senjata.

Bagaimana pun, Vladimir Putin tetap mengalami kerugian karena sebagian senjata perang rusak dihantam roket Ukraina.

Pasukan Vladimir Putin sekarang telah berhenti mengangkut kendaraan perang langsung melalui Kota Melitopol.

Baca Juga: Tentara Grup Wagner Menyerbu Kota Soledar, Militer Ukraina Tambah Bala Bantuan, Zelensky: Situasi Makin Sulit

Sekarang kereta dengan tank tempur tank T-62 telah tiba di Stasiun Sokologornoye di Distrik Genichesk di selatan Ukraina.

Sementara itu, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev mengatakan perang di Ukraina telah menjadi konfrontasi militer antara Rusia dan NATO.

"Perang berkembang antara Rusia melawan Amerika Serikat dan Inggris," ujar Nikolai Patrushev yang dikutip Express.

Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Gunakan Rudal Presisi Tinggi Bantai 200 Tentara Legiun Asing Ukraina di Kota Nikolaev

Patrushev, yang merupakan salah satu sekutu terdekat Putin, membuat komentar tersebut saat wawancara dengan surat kabar Argumenti i Fakti, sebuah media pemerintah Rusia.

Patrushev mengklaim rencana dari Barat adalah untuk "terus memisahkan Rusia, dan akhirnya menghapusnya dari peta politik dunia".

Sekutu lama Vladimir Putin, yang telah mengenalnya sejak 1970-an, menuduh AS sebagai cangkang bagi konglomerat perusahaan besar yang memerintah negara dan mencoba mendominasi dunia.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler