Pria Meninggal Akibat Gelombang Panas di Delhi: Suhu Tubuh Capai 107 Derajat Celcius

30 Mei 2024, 13:12 WIB
Seorang pria menyemprotkan air dingin ke wajahnya dari botol air saat gelombang panas di Ahmedabad, India, 29 Mei 2024. /REUTERS/Amit Dave

ZONA PRIANGAN - Seorang pria berusia 40 tahun dari Darbhanga, Bihar, meninggal dunia di Rumah Sakit Ram Manohar Lohia di Delhi kemarin setelah mengalami sengatan panas di tengah gelombang panas yang memecahkan rekor di ibu kota. Pria tersebut dirawat di rumah sakit pada Senin malam. Seorang dokter yang merawatnya mengatakan bahwa pria itu tinggal di ruangan tanpa pendingin udara atau kipas angin dan mengalami demam tinggi.

Suhu tubuhnya, menurut dokter, mencapai lebih dari 107 derajat Celsius—hampir 10 derajat di atas normal. Ini adalah kematian pertama akibat sengatan panas yang dilaporkan di Delhi musim panas ini.

Ibu kota negara sedang mengalami mimpi buruk musim panas dengan suhu yang memecahkan rekor, permintaan listrik yang sangat tinggi, dan krisis air yang melumpuhkan.

Baca Juga: Pengalaman Mencekam Pembawa Acara TV Saat Pingsan Akibat Gelombang Panas

Stasiun cuaca Mungeshpur di pinggiran kota mencatat suhu 52,9 derajat Celsius—tertinggi yang pernah tercatat di stasiun mana pun di negara ini.

Kantor cuaca kini menyelidiki apakah rekor tersebut disebabkan oleh kesalahan sensor atau faktor lokal.

M Mohapatra, direktur jenderal Departemen Meteorologi India, mengatakan dari 20 stasiun pemantau di Delhi, 14 mencatat penurunan suhu kemarin dan rata-rata suhu di seluruh kota berada di kisaran 45-50 derajat Celsius.

Baca Juga: 'Musim Panas yang Sangat Buruk': Perjuangan Eleni Myrivili Melawan Panas di Kota-kota dan Dampaknya

Dia menyebut stasiun Mungeshpur sebagai "outlier", dan catatannya perlu dikonfirmasi.

Terlepas dari angka dan rekor tersebut, penduduk ibu kota menghadapi gelombang panas yang parah selama seminggu terakhir. Menambah masalah cuaca, beberapa bagian Delhi juga menderita krisis air minum.

Pemerintah Partai Aam Aadmi menuduh pemerintah Haryana tidak memberikan bagian air Yamuna yang seharusnya untuk Delhi.

Baca Juga: Berani Tantang Suhu Panas? Kenali Dampaknya pada Kesehatan dan Cara Mengatasinya

Wilayah seperti Geeta Colony dan beberapa bagian Chanakyapuri hanya mendapatkan pasokan air terbatas melalui tangki air.

Visual yang dibagikan oleh kantor berita ANI menunjukkan orang-orang mengerumuni tangki air dan berebut untuk mengumpulkan pasokan harian mereka.

"Tangki air datang setiap hari, tetapi kami hanya mendapatkan setengah tangki di sini untuk 3.000-4.000 orang. Cuacanya sangat panas, kami membutuhkan air, tetapi tidak mendapatkan cukup air," kata seorang penduduk lokal, Vinay, yang mengeluhkan bahwa perwakilan lokal tidak mendengarkan mereka, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV.

Baca Juga: Krisis Cuaca Global: Banjir dan Gelombang Panas Mengancam Kehidupan di Asia dan Eropa

Dalam sebuah video yang dibagikan oleh kantor berita IANS, beberapa penduduk Sangam Vihar mengeluhkan bahwa mereka harus membayar sekitar ₹1.000 (sekitar Rp194 ribu hingga 1.250 rupee (sekitar Rp243 ribu) untuk mengisi tangki kecil dari tangki air tersebut.

Pemerintah Delhi kini meminta warga untuk menggunakan air minum dengan bijaksana. Sebanyak 200 tim telah dibentuk untuk mengidentifikasi dan memeriksa kasus pemborosan air.

Kegiatan seperti mencuci mobil dengan selang, tangki air yang meluap, dan penggunaan air minum untuk tujuan komersial akan dikenakan denda ₹2.000 atau sekitar Rp389 ribu.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: NDTV Asian News International (ANI)

Tags

Terkini

Terpopuler