Bagaimana Tali Pusar Bayi Bisa Menyembuhkan Pasien Covid-19? Ini Penjelasannya

- 7 Januari 2021, 08:53 WIB
Satu tali pusar bisa mengobati sebanyak 10.000 pasien akut Covid-19.
Satu tali pusar bisa mengobati sebanyak 10.000 pasien akut Covid-19. /Pixabay

ZONA PRIANGAN - Sel-sel batang (stem cells) yang ditemukan dalam tali pusar bayi yang baru lahir bisa memberikan pertolongan untuk mengobati pasien-pasien dengan kasus berat akibat virus corona, seperti dikatakan para ilmuwan.

Sebuah studi di Universitas Miami, Amerika Serikat, menemukan bahwa penggunaan sel-sel batang pada pasien di bawah usia 85 tahun memiliki kesempatan ganda untuk bertahan hidup akibat Covid-19 dan berhasil dengan baik dalam setiap kasus.

Sel-sel batang atau stem cells mampu mengobati sistem pernafasan karena kemampuan uniknya untuk memperbarui dan memperbaiki sendiri jaringan yang rusak.

Baca Juga: Inilah 10 Maskapai Teraman di Dunia, Maskapai Asal Indonesia Tidak Masuk Peringkat

Para peneliti mengklaim, sel-sel batang dalam satu tali pusar mampu mengobati dan menyelamatkan nyawa sebanyak 10.000 pasien.

Profesor Camillo Ricordi dari Universitas Miami mengatakan, mereka kini sudah memegang kunci pengobatan murah dan efektif untuk virus corona yang berpotensi mematikan.

''Ini seperti teknologi bom pintar dalam paru-paru untuk mengembalikan respon imun secara normal dan membalikan komplikasi ancaman hidup,” ujar Ricordi, seperti dikutip laman dailymail.co.uk. belum lama ini.

Baca Juga: Ada Ancaman Serangan ke Gedung Capitol, Terkait Peringatan Setahun Kematian Jenderal Qasem Soleimani

Studi, yang dipublikasikan dalam jurnal Stem Cells Translational Medicine, berdasarkan pada perawatan sebanyak 24 pasien yang diakui Universitas Miami atau Rumah Sakit Jackson Memorial.

Pasien-pasien ini menderita sindrom kesulitan pernafasan akut yang hebat setelah terpapar virus Covid-19, setiap pasien diberi dua suntikan plasebo atau sel batang setiap harinya.

Hasilnya, 91 persen pasien yang diberi sel-sel batang dapat bertahan selama satu bulan dibandingkan dengan 42 persen yang diberi plasebo.

Baca Juga: Ini Fakta-fakta Tentang Selat Hormuz, Lokasi Tanker Korea Selatan yang Ditahan Iran

Tercatat yang meninggal setelah perawatan hanya yang berusia di atas 85 tahun.

Tim ini juga menemukan waktu pemulihan pasien lebih cepat pada yang diberi pengobatan ini, dan lebih dari setengahnya diizinkan pulang ke rumahnya dalam dua minggu setelah dosis terakhir.

Dan dalam sebulan, lebih dari 80 persen sudah bebas dari gejala-gejala Covid-19 dibandingkan 37 persen yang diberi suntikan plasebo.

Baca Juga: Inilah Syarat dan Identitas yang Bisa Digunakan Untuk Login di dtks.kemensos.go.id

“Dua pemasukan 100 juta sel batang dilakukan dalam tiga hari, dan total 200 juta sel disuntikan pada setiap subyek dalam kelompok pengobatan stem sel ini,” kata Ricordi.

Menurut tim studi ini, tidak ada efek samping yang merugikan dalam perawatan tersebut.

“Sel-sel batang memiliki aktivitas antimikroba yang meningkatkan regenerasi jaringan, memperbaiki paru-paru dan organ lainnya,” kata Ricordi.

Baca Juga: Akibat Kapal Tankernya Disita oleh Iran, Militer Korea Selatan Kirim Kapal Perang

Ketika disuntikan melalui urat nadi, sel-sel batang bermigrasi secara alami ke paru-paru, di mana terapi dibutuhkan pada pasien dengan sindrome kesulitan bernafas akut ini.

Banyak para peneliti mengatakan terapi sel batang merupakan tren yang tak terelakkan untuk mengobati pneumonia akibat virus seperti virus corona ini.

Ricordi mengatakan: “Kami mendekati Food and Drug Administration dan mereka menyetujui proposal ujicoba terkendali secara acak dalam satu minggu.”

Baca Juga: Misteri Orang Kerdil di Hutan Aceh Bukan Isapan Jempol, Terekam oleh Kamera Wartawan

Ricordi selanjutnya berencana menggunakan sel-sel batang ini pada pasien yang belum sakit parah namun berisiko memerlukan ventilasi untuk melihat apakah bisa menghentikan progres penyakitnya.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x