Tidak Jauh dari Natuna, China Mengubah Terumbu Karang Menjadi Pangkalan Militer Terpadu

- 7 Januari 2021, 15:56 WIB
 ilustrasi pesawat udara tengah melintas./Mabel Amber/Pixabay
ilustrasi pesawat udara tengah melintas./Mabel Amber/Pixabay /

ZONA PRIANGAN - Langkah provokasi dilakukan Cina, karena ternyata telah mengubah sebuah kawasan terumbu karang menjadi pangkalan militer terpadu. Tempatnya tak jauh dari Natuna.

Sontak masyarakat Indonesia terhenyak dengan kehadiran kapal selam mata-mata yang diduga milik China.

Kapal selam mata-mata atau dalam istilahnya ialah Unmanned Underwater Vehicle (UUV) ini tertangkap nelayan di alur laut Natuna, tepatnya di Kepulauan Selayar, Sulawesi pada 26 Desember 2020 lalu.

Baca Juga: Hati-hati, Kecanduan Seksual pada Anak Akibat Pornografi, Berikut adalah Faktanya

Kapal selam mata-mata ini bisa mengumpulkan data-data intelijen yang sangat dibutuhkan untuk merencanakan operasi militer.

Terutama untuk mengetahui kedalaman laut, kecepatan angin plus ombak, hingga deteksi adanya ranjau laut dan lain-lain.

Seperti telah ditulis zonajakarta.com dengan judul:  Lebih Berbahaya dari Kapal Selam, Pembom Nuklir China Bermarkas di Pulau yang Tak Jauh dari Natuna

Operasi militer yang ditujukan usai mengirim UUV ialah mengerahkan kapal selam penyerang.

Baca Juga: 'Vinales Racing Team', Bentukan Ayah Maverick Vinales, Apa Motornya dan Siapa Pembalapnya?

Tapi siapa sangka jika China sudah melakukan persiapan jauh hari jika perang meletus karena klaim Nine Dash Line mereka di Pasifik.

Dikutip dari PLA Daily, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China sejak 2014 silam sudah membangun pangkalan militer di Fiery Cross Reef.

Fiery Cross Reef sendiri awalnya hanyalah terumbu karang yang menonjol ke permukaan laut dan terletak di Kepulauan Spratly.

Baca Juga: Senator Partai Republik: Beijing Tengah Mempersiapkan ‘Perang Dunia III’ di Laut Natuna Utara

memang sengaja mengubah terumbu karang tersebut menjadi pangkalan militer terpadu karena letaknya amat strategis bagi kepentingan klaim Nine Dash Line.

Di sana ada landasan udara sepanjang 3,3 km yang bisa didarati berbagai macam pesawat militer.

Sejak tahun 2016 lalu pangkalan ini selesai dibangun dan sekarang sudah beroperasi.

Baca Juga: Tak Perlu Baper Wahai Kaum wanita, Kenali Saja 5 Ciri Suami yang Lebih Mencintai Selingkuhannya

Empat tahun beroperasi, sampai saat ini Fiery Cross Reef menjadi pangkalan aju bagi satuan AL China ketika beroperasi di Laut China Selatan (LCS).

Beberapa jet tempur juga disinyalir ditempatkan di Fiery Cross Reef.

Perlu diwaspadai juga jika Fiery Cross Reef mempunyai kemampuan mengoperasionalkan pesawat pembom nuklir China Xian H-6.

Baca Juga: Agnez Mo Mengaku, Sejak Kecil Merasa Dekat dengan Tuhan dan MelihatNya sebagai Sosok Sang Ayah

H-6 sendiri mempunyai radius jelajah mencapai 1.800 - 6.000 km dan mampu membawa Rudal Balistik Dongfeng -21D atau rudal supersonic CJ-100 dengan radius tembak 1.500 km.

Angka yang mengkhawatirkan karena Fiery Cross Reef ini hanya berjarak kurang dari 700 km dari pulau Natuna milik Indonesia.

Baca Juga: Silakan Tanggung Dua Risiko Besar Ini, Jika Anda Berani Mencintai Suami Orang

Bukan tidak mungkin di masa depan tidak hanya kapal coast guard saja yang merangsek memasuki Natuna Utara namun pembom nuklir H-6 juga bakal ikutan lantaran sebagian ZEE Indonesia di sana diklaim dalam Nine Dash Line.

Rasa-rasanya memang tepat TNI membangun Batalyon Komposit di Natuna untuk mengantisipasi pergerakan militer China dari Fiery Cross Reef.***(Beryl Santoso/zonajakarta.com)

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah