Baca Juga: Tanam Pohon Porang Sangat Menguntungkan, China dan Jepang Siap Menampung
Sejauh ini Jepang menolak untuk memberikan ganti rugi, walau pengadilan Korea Selatan memvonis harus ada uang kompensasi terhadap korban.
Ratusan sarjana telah menandatangani surat yang mengutuk artikel Ramseyer, yang menyatukan Korea Utara dan Selatan memicu kemarahan.
Selasa lalu, DPRK Today yang dikelola negara Korea Utara menerbitkan sebuah artikel yang menyebut Ramseyer sebagai "pencuri uang menjijikkan" dan "sarjana palsu".
Baca Juga: Saat Telanjang, Cewek Ini Tidak Membutuhkan Baju, Cukup Menutup Tubuh dengan Rambut Panjangnya
Baca Juga: Mencukur Bulu Kemaluan dan Cabut Bulu Ketiak Jangan Lebih dari 40 Hari, Ini Penjelasannya
Ramseyer, seorang profesor studi hukum Jepang di Harvard Law School, menolak berkomentar.
Artikel Ramseyer, berjudul "Kontrak untuk seks dalam Perang Pasifik", diterbitkan secara online pada bulan Desember dan dijadwalkan muncul dalam International Review of Law and Economics edisi Maret.
Namun, masalah tersebut telah ditangguhkan, dan jurnal tersebut mengeluarkan "ekspresi keprihatinan" yang mengatakan bahwa artikel tersebut sedang diselidiki.
Baca Juga: Stop! Penggunaan Husnul Khatimah untuk Orang Meninggal, Itu Kebiasaan Tidak Tepat