Puluhan Ribu Wanita Pakai Baju Hitam, Takut Diperkosa Pejabat Negara dan Petinggi Partai

- 15 Maret 2021, 20:12 WIB
Ilustrasi baju hitam.*
Ilustrasi baju hitam.* /Pixabay /

ZONA PRIANGAN - Puluhan ribu wanita Australia merasa cemas seiring makin maraknya pemerkosaan dan pelecehan seksual.

Mereka kemudian mengenakan baju hitam dan berkumpul dekat gedung Parlemen Australia menuntut penyelesaian kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual.

Selain mendesak pemerintah menangkap pelaku pemerkosaan dan pelecehan seksual, pengunjuk rasa menuntut kesetaraan gender dan keadilan.

Baca Juga: China Akan Bangun Kota di Papua Nugini, Dicurigai Sebagai Pangkalan Angkatan Laut

Baca Juga: Pulau Jawa Paling Terang di Malam Hari, Papua Terlihat Gelap

Pengunjuk rasa pun geram, karena di antara pelaku pemerkosaan merupakan pejabat negara dan petinggi partai berkuasa.

"Walau kasus pemerkosaan meningkat, kami tidak bisa dibungkam. Kami menuntut keadilan," kata pengunjuk rasa.

Para pengunjuk rasa di Melbourne membawa spanduk putih sepanjang satu meter bertuliskan nama-nama perempuan yang tewas di Australia akibat kekerasan gender sejak 2008.

Baca Juga: Kejadian di Indonesia, Ada Bayi Hiu Wajahnya Mirip Muka Manusia

Baca Juga: Kasihan, Seorang Nelayan Sedang Cari Ikan Ditelan Buaya Ukuran Besar Panjang 4 Meter

Sementara mereka yang berada di luar Gedung Parlemen di Canberra bersiap untuk menyampaikan dua petisi yang menuntut perubahan.

Para pemimpin partai politik oposisi besar keluar untuk bergabung dan memberi dukungan kepada pengunjuk rasa di Canberra.

Perwakilan pengunjuk rasa menolak tawaran untuk bertemu dengan Perdana Menteri Scott Morrison secara pribadi.

Baca Juga: Gara-gara Kondom Tertinggal di Vagina, Perselingkuhan Istri Terbongkar

Baca Juga: Istri Lakukan Hubungan Intim dengan Rekan Kerja, Suami Punya Bukti Langsung Gugat Cerai

“Kami telah datang ke taman depan rumahnya,” Janine Hendry, salah satu penyelenggara, mengatakan kepada Reuters.

“Kami berada 200 meter dari kantornya dan tidak pantas bagi kami untuk bertemu di balik pintu tertutup terutama ketika kami berbicara tentang pelecehan seksual yang terjadi di balik pintu tertutup,” tegasnya.

Skandal yang baru-baru ini dilaporkan termasuk tuduhan pemerkosaan terhadap Jaksa Agung Christian Porter, yang membantah keras dugaan penyerangan tahun 1988.

Baca Juga: Penampakan Hantu Sedih Karena Menjadi Ratu Cuma 9 Hari

Baca Juga: Empat Bulan Diganggu Suara Hantu, Seorang Warga Temukan Harta di Pintu Rahasia

Porter mengajukan proses pencemaran nama baik di Pengadilan Federal Australia pada hari Senin.

Seorang mantan penasihat politik senior Partai Liberal juga telah dituduh oleh beberapa wanita melakukan pemerkosaan atau pelecehan seksual.

Pria itu belum disebutkan namanya, atau berkomentar secara terbuka atas tuduhan tersebut.

Baca Juga: Dua Desa di Kaki Gunung Ciremai Sempat Mencekam, Tiap Pagi Warga Temukan Ceceran Darah

Baca Juga: Sudah Merasakan Goyangan hingga Menjerit-jerit, Kok Bayarnya Cuma Rp 2.000,00

Perdana Menteri Morrison mengatakan Australia telah membuat langkah besar menuju kesetaraan gender selama bertahun-tahun.

Meskipun dia mengakui pekerjaan itu "masih jauh dari selesai" dan dia berbagi keprihatinan dengan para pengunjuk rasa.

Di sisi lain, Morrison memberi kebebasan dan jaminan kepada pengunjuk rasa untuk menyampaikan pendapat.

Baca Juga: Usia 45 Tahun ke Atas saat Berada di Kamar Mandi Pintunya Jangan Dikunci, Ini Penjelasannya

Baca Juga: Hindari Kematian, saat Mandi Jangan Asal Siram, Begini Cara yang Benar dan Sehat

"Tidak jauh dari sini, pawai seperti itu, bahkan sekarang, disambut dengan peluru, tetapi tidak di negara ini," kata Morrison membandingkan penanganan unjuk rasa di Australia dengan negara lain.

Di antara pertemuan tersebut, pengunjuk rasa di kota tepi Pantai Torquay berbaris di pantai untuk membentuk kata "keadilan".***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x