Anggota ISIS Masih Berkeliaran di Kota Palma, Tentara Bayaran Selamatkan 120 Orang

- 30 Maret 2021, 16:26 WIB
Ilustrasi terorisme.*
Ilustrasi terorisme.* /Pixabay /John Hain

ZONA PRIANGAN - Kota Palma, Provinsi Cabo Delgado, Mozambik masih kacau, dimana anggota kelompok berbendara ISIS masih berkeliaran.

Tentara bayaran (Dyck Advisory Group) yang diterjunkan di Kota Palma melaporkan, pihaknya telah menyelamatkan 120 orang dari kejaran ISIS.

"Kami juga telah mengawal banyak orang ke tempat aman. Mereka merupakan warga dan ekspatriat yang gagal dievakuasi helikopter," kata Lionel Dyck, CEO Dyck Advisory Group.

Baca Juga: Iron Sting, Senjata Baru Militer Israel untuk Menghabisi Pejuang Hamas dan Militan Hizbullah

Baca Juga: Ketegangan Meningkat, Kehadiran 220 Kapal China di Whitsun Reef Dinilai Filipina Sebagai Serangan

Kelompok ISIS itu menyerang Kota Palma dekat perbatasan dengan Tanzania, menewaskan puluhan orang dan melukai puluhan lainnya.

“Ada banyak mayat tergeletak di jalan, beberapa dipenggal. Saat ini kita tidak menghitung jenazah tapi fokus pada yang hidup,” ujar Lionel Dyck.

Omar Saranga, juru bicara Pasukan Pertahanan dan Keamanan Mozambik, mengkonfirmasi, puluhan orang, termasuk penduduk setempat dan orang asing, telah tewas.

Baca Juga: Ini 7 Cara agar Otak, Jantung, Ginjal, Pankreas, Hati, Usus, dan Perut Tetap Sehat

Baca Juga: Usia 45 Tahun ke Atas saat Berada di Kamar Mandi Pintunya Jangan Dikunci, Ini Penjelasannya

Pemerintah juga mengatakan "lusinan orang tak berdaya" tewas dalam serangan terkoordinasi kelompok ISIS.

Para penyerang menembak tanpa pandang bulu ke orang-orang dan bangunan di kota pesisir itu.

Di antara para korban adalah tujuh orang yang terperangkap dalam penyergapan selama operasi untuk mengevakuasi mereka.

Baca Juga: Pentagon Laporkan Pilot Angkatan Laut Merekam Pesawat UFO Muncul dari Laut Melesat ke Angkasa

Baca Juga: Bayangan Hantu Terekam CCTV, Paranormal: Anggota Keluarga yang Meninggal Ingin Mampir

Kelompok bersenjata telah mendatangkan malapetaka di Mozambik utara sejak akhir 2017, menewaskan ratusan orang, menggusur komunitas dan merebut kota-kota.

Telah mampu memanfaatkan kemiskinan ekstrim dan pengangguran di daerah dengan merekrut pejuang dalam jumlah besar.

Dyck mengatakan para pejuang itu sebelumnya adalah sekelompok "bandit" sampai mereka mengaku berafiliasi dengan ISIL (ISIS) dan sejak itu menjadi ancaman serius.

Baca Juga: Saat Telanjang, Cewek Ini Tidak Membutuhkan Baju, Cukup Menutup Tubuh dengan Rambut Panjangnya

Baca Juga: Zombie Ditemukan di Pedesaan Australia, Peneliti Lakukan Penyelidikan

"Ini adalah serangan yang terencana dan terkoordinasi dengan sangat baik," kata pensiunan tentara itu yang dikutip Aljazeera.

Seorang korban selamat, Nelson Matola, menggambarkan apa yang terjadi di kota itu sebagai "pembantaian".

Matola mengatakan beberapa mencoba melarikan diri dalam konvoi 17 kendaraan pada hari Jumat.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x