Dua Hacker asal Indonesia ini Diburu oleh FBI dan Kepolisian AS, Tingkahnya Bikin Geleng-geleng Kepala

- 19 April 2021, 11:05 WIB
Ilustrasi Hackers Indonesia.
Ilustrasi Hackers Indonesia. /Pixabay/Michael Treu

ZONA PRIANGAN - Dua hacker asal Indonesia ini diburu oleh FBI dan kepolisian Amerika Serikat.

Mereka telah membuat situs palsu pemerintah Amerika Serikat untuk menipu puluhan ribu warga Negeri Paman Sam.

Dua hacker asal Indonesia ini membuat situs palsu pemerintah Amerika Serikat untuk menipu puluhan ribu warga Negeri Paman Sam.

Kedua hacker itu juga memanfaatkan situs palsu untuk mencuri data warga Amerika.

Baca Juga: Kutukan Firaun Mendekatan Kenyataan, Lagi Terjadi Musibah Kereta Api Beberapa Orang Tewas

Hal itu terungkap setelah kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) bekerjasama dengan Federal Bureau of Investigation (FBI) melalui Hubinter Mabes Polri berhasil mengungkap kasus pembobolan bantuan Covid-19 Amerika Serikat oleh hacker Indonesia.

Adapun kedua hacker yang kini menjadi tersangka itu adalah Shofiansyah Fahrur Rozi dan Michael Zeboth Melki Sedek Boas Purnomo. Keduanya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).

Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta mengatakan dua orang itu telah melakukan tiga kejahatan sekaligus.

Baca Juga: Serangan yang Mematikan, Delapan Orang yang Sedang Shalat Tarawih Tewas Tertembus Peluru

"Tindak pidana yang dilakukan ada tiga. Pertama, pelaku membuat laman palsu, kedua, menyebarkan laman palsu ini, dan yang ketiga, mengambil data orang lain secara ilegal," ucapnya sebagaimana dikutip dari Antara pada Jumat, 16 April 2021.

Hacker tersebut mengirim SMS blast agar para warga Amerika mengklik tautan tersebut. Setelah diklik, warga yang tertipu kemudian mengisi identitasnya.

"Jumlah website palsu yang dibuat ada 14. Lalu disebar melalui SMS, dan SMS ini disebar menggunakan software atau SMS blast.

Baca Juga: Saat Upacara, Seorang Tentara Angkatan Darat Pingsan Nyaris Membuat Kegaduhan

Setelah diterima orang-orang ada yang tertipu dan ada yang tidak. Yang tertipu membuka link website dan mengisi data-datanya," ujar Nico, seperti dikutip dari Kominfo Jatim, Jumat, 16 April 2021.

Dia menjelaskan data palsu yang digunakan ini digunakan untuk mendapatkan bantuan Covid-19 dari pemerintah AS.

Dari situs palsu itu, hacker berhasil mendapatkan 2.000 dolar AS atau setara Rp29 juta apabila mengisi identitas data bantuan Covid-19 AS.

Baca Juga: Fabio Quartararo Memimpin Klasemen Setelah Kemenangan di Portimao

"Pengisian data itu dibuat tersangka untuk mengambil sejumlah uang. Yang mengisi data dan yang tertipu sebagian besar warga negara AS. Ini orang-orang yang kena tipu mengisi data bantuan Covid-19, apabila sesuai mendapat 2.000 Dolar AS," ucap Nico.

Sebagaimana diberitakan Zonajakarta.com sebelumnya dalam artikel Jangan Dibuka! Ini Isi SMS 2 Hacker Indonesia yang Jebol Keamanan Amerika, FBI dan Polri Sudah Peringatkan!

Dari aktivitas tersebut, dua hacker ini berhasil menyebar domain palsu ke 27 juta nomor telepon warga AS, 30.000 diantaranya tertipu dan mengisi data diri yang dikirim melalui SMS blast.

Baca Juga: Ini Nama Bayi Paling Unik, Dinas Komunikasi Informatika Statistik

Dilansir Zonajakarta.com dari Tribratanews, Kapolda Jatim, Irjen Pol. Nico Afinta mengimbau masyarakat supaya berhati-hati dan teliti ketika mendapatkan pesan singkat (sms) yang berisi tautan mencurigakan.

Dia menjelaskan tautan-tautan yang tersebar melalui sms tersebut bisa mengambil data diri untuk disalahgunakan.

Ia mencontohkan kasus yang baru saja diungkap Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim bersama FBI tentang dua WNI yang mengambil data dari warga yang terdampak Covid-19.

Baca Juga: Dua Benda Ini Sebenarnya Beracun tapi Memiliki Manfaat yang Luar Biasa

Data tersebut nantinya digunakan untuk mencairkan dana Pandemic Unemploymet Assistance (PUA) dari pemerintah Amerika Serikat.(Lusi Nafisa/Zonajakarta.com)***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah