Network
ZONA PRIANGAN - Seorang siswi yang baru turun dari bus sekolah dikeroyok sekira 20 pelajar dari sekolah lain.
Akibat serangan tersebut, Olivia McKenna yang berusia 13 mengalami sejumlah luka, termasuk kehilangan rambut dekat dahinya karena dijambak.
Peristiwa pengeroyokan terhadap Olivia McKenna terjadi setelah pulang sekolah di kawasan Liverpool Selatan, Inggris.
Baca Juga: Kasihan Ayam Kalkun, Sejumlah Negara Tidak Mau Mengakui Sebagai Tempat Kelahirannya
Baca Juga: Ratusan Domba Seperti dalam Pengaruh Alien, Posisi Tidur Membentuk Lingkaran Aneh
Polisi Merseyside berkata: "Kemarin (Senin 19 April) kami menerima laporan tentang pertengkaran antara sekelompok pemuda di Liverpool Selatan."
Dilaporkan bahwa perkelahian terjadi antara sekitar 20 pemuda dan pemudi perempuan di Jalan Allerton.
Pertengkaran yang akhirnya memicu pengeroyokan itu terjadi di Taman Calderstones.
Baca Juga: Burung Hudhud Tidak Menerima Hukuman Karena Telah Membuktikan Kebenaran, Ini Contoh buat Pemimpin
Baca Juga: Sehabis Kencing Jangan Lupa Berdehem Tiga Kali, Ini Penjelasannya
"Seorang gadis berusia 13 tahun dilaporkan telah diserang dan masalah tersebut sekarang sedang diselidiki," demikian pernyataan polisi dikutip Daily Star.
Tragisnya, saat pengeroyokan terjadi, sejumlah siswa merekam kejadian itu dan membagikannya ke media sosial.
Victoria Brown, ibu Olivia kepada ECHO menuturkan, anaknya mengalami sejumlah luka akibat pengeroyokan itu.
Baca Juga: Sipir Wanita Penjara Kelas C Melahirkan Anak dari Hubungan Gelap dengan Napi Perampokan di Ruang Gym
Baca Juga: Sering Tak Sengaja Melihat Tetangganya Mandi, Wanita Ini Memutuskan untuk Pindah Rumah
Olivia mencoba membela diri saat tiga anak meninju dan menendangnya, secara teratur menjambak rambutnya saat pengeroyokan di Allerton Road.
Olivia makin tak berdaya, ketika sejumlah pelajar lain ikut campur untuk menarik rambutnya dengan kasar dan menganiaya dia.
Menurut Victoria Brown, Olivia mengaku pelaku pengeroyokan merupakan siswa dari sekolah yang berbeda.
"Saya ingin polisi mengajukan tuntutan untuk memastikan keselamatan anak saya dan anak-anak lainnya," kata Victoria berharap.***
