ZONA PRIANGAN - Hampir semua pasien dalam sebuah penelitian di Prancis, mereka yang kehilangan indra penciumannya setelah serangan COVID-19 mendapatkan kembali kemampuan itu setahun kemudian.
"Anosmia [kehilangan penciuman] terkait COVID-19 yang persisten memiliki prognosis yang sangat baik, dengan pemulihan hampir sempurna dalam satu tahun," menurut tim yang dipimpin oleh Dr. Marion Renaud, ahli otorhinolaryngologi di University Hospitals of Strasbourg tersebut.
Di awal pandemi, dokter yang merawat orang yang terinfeksi virus corona mulai menyadari bahwa hilangnya penciuman secara tiba-tiba adalah ciri khas penyakit tersebut. Diperkirakan bahwa "peradangan perifer" terkait COVID-19 pada saraf yang penting untuk fungsi penciuman jadi penyebab dalam kasus ini.
Tetapi seiring berlalunya waktu dan banyak pasien gagal memulihkan indra penciumannya, beberapa mulai khawatir bahwa kerusakannya bisa permanen. Sebuah studi baru harus bisa meredakan ketakutan itu.
Dalam penelitian mereka, tim Prancis melacak indra penciuman dari 97 pasien - 67 wanita, 30 pria - rata-rata berusia sekitar 39 tahun. Semua kehilangan indra penciuman setelah tertular COVID-19, seperti dikutip ZonaPriangan dari laman UPI.com, 24 Juni 2021.
Para pasien ditanya tentang peningkatan kemampuan penciuman mereka pada empat bulan, delapan bulan dan kemudian satu tahun penuh setelah hilangnya penciuman dimulai. Sekitar setengahnya juga diberikan tes khusus untuk mengukur kemampuan mereka dalam mencium.
Baca Juga: Mimi Chakraborty Mengadu ke Polisi setelah Mendapat Suntikan Vaksin Corona yang Diduga Palsu
Pada tanda empat bulan, pengujian objektif dari 51 pasien menunjukkan bahwa sekitar 84%, atau 43. telah mendapatkan kembali indra penciuman, sementara enam dari delapan pasien yang tersisa telah melakukannya pada tanda delapan bulan.