Inggris mengatakan, itu membuat "lintas damai melalui perairan teritorial Ukraina sesuai dengan hukum internasional".
Menurut Moskow, insiden itu terjadi di lepas pantai Tanjung Fiolent di Krimea, yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada 2014 dalam sebuah langkah yang sebagian besar masyarakat internasional belum mengakuinya.
Dokumen-dokumen tersebut tampaknya menunjukkan bahwa para pejabat Inggris mengetahui bahwa rute tersebut dapat menyebabkan kemungkinan reaksi dari Rusia, tetapi mengambil jalur alternatif dapat dianggap oleh Moskow sebagai "Inggris ketakutan/kabur".
Rute yang diambilnya malah akan "memberikan kesempatan untuk terlibat dengan pemerintah Ukraina ... dalam apa yang Inggris akui sebagai perairan teritorial Ukraina," kata dokumen lain.
Kementerian luar negeri Rusia pada Kamis memanggil duta besar Inggris untuk "memprotes keras" insiden itu.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Majalengka melonjak dan Angka Kematian Tinggi
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menggambarkannya sebagai "provokasi yang disengaja dan disiapkan".
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan tembakan peringatan ditembakkan dan bom dijatuhkan di sepanjang jalur HMS Defender.
Di antara dokumen lain yang ditemukan di halte bus adalah dokumen yang berisi rencana kemungkinan kehadiran militer Inggris di Afghanistan setelah berakhirnya operasi NATO di sana.***